Kamis, 19 Desember 2013

BEDA IKAN NILA DAN MUJAIR DARI GARIS DI EKOR

Secara Fisik ikan nila dan ikan mujair hampir sama dan susah untuk dibedakan. Ikan Nila punya nama ilmiah Oreochromis niloticus yang punya banyak sub jenis.
Ikan Mujair nama ilmiahnya adalah Oreochromis mosambicus.  Penyebaran alami ikan Mujair adalah di Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Bagaimana ikan Mujair bisa sampai di Indonesia sampai saat ini masih menjadi misteri, oleh masyarakat luas ikan tersebut dinamai ikam Mujair untuk mengenang sang "penemu" karena pada saat itu memang belum ada nama lokalnya. 
Yang membedakan antara ikan Nila dan Mujair adalah adanya garis-garis di sirip ekor dan punggung. Pada ikan nila, jelas sekali pada sirip ekornya bergaris-garis hitam tegak lurus, dan pada sirip punggungnya garis-garis hitam tersebut melintang atau tegak lurus pada sirip. Sedangkan pada ikan mujair tidak terdapat garis-garis pada sirip ekor dan sirip punggungnya. Perbedaan lainnya yaitu berdasarkan perawakan. Dimana ikan nila akan tampak lebih montok, gempal dan padat berisi atau dagingnya lebih tebal.
Kiri : Ikan Mujair ; Kanan : Ikan Nila

Minggu, 15 Desember 2013

Jenis jenis Burung Kacer Yang Ada di pasaran

Burung kacer merupakan burung kicau yang banyak dicari oleh para penggemar burung di Indonesia. Burung kacer atau nama inggrisnya magpie robin ini merupakan burung yang secara alami ada di Indonesia yang keberadaannya harus kita pertahankan.  Di pasaran burung selain kacer lokal juga bisa kita jumpai kacer asal negara lain. Perlu diketahui habitat asli burung kacer hanya di Jawa, Bali, kalimantan dan Sumatra. Jika anda temui burung kacer di Sulawesi dipastikan itu introduksi atau burung kacer piaraan yang lepas.
Kacer jawa

Kacer Poci

Secara awam, Burung kacer ada dua jenis, yakni kacer hitam atau kacer jawa dan kacer poci  yang sering disebut kacer sumatra.  Burung kacer jawa nama ilmiahnya adalah Copsychus sechellarum sedangkan kacer poci adalah Copsychus saularis.   Perbedaan kacer poci dan kacer jawa yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis ataui kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Satu lagi adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).

Untuk spesies Copsychus saularis (Oriental Magpie Robin) telah diidentifikasi sebanyak 9 subspecies, yaitu:

  1. Kacer poci atau sekoci atau kacer sumatra 
  2. Saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia) 
  3. Andamanensis, (Kep. Andaman) 
  4. Musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand) 
  5. Prosthopellus, (Hainan-China) 
  6. Erimelas (India ke Indochina), 
  7. Pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia), 
  8. Ceylonensis (India, Srilanka), 
  9. Adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia), 
  10. Mindanensis (Mindanao-Philippines).
Kacer Jawa (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin penyebarannya dimulai dari Seychelles (Afrika), Jawa serta Kalimantan (Indonesia). Semua badan berwarna hitam, terkecuali pada sayap ada warna putih. Kekuatan berkicau benar-benar baik serta pandai menirukan suara-suara di sekitarnya. Tampilan benar-benar atraktif sembari memainkan ekor. Volume suara tengah. Type ini juga benar-benar menyukai dengan hawa panas.

Sesaat itu kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin (Copsychus albospecularis) terdiri dari dari 3 subspecies, yaitu pica, albospecularis serta inexpectatus. Semua subspecies Copsychus albospecularis ini menyebar di lokasi Madagascar Afrika.

Minggu, 24 November 2013

Cara Budidaya Ikan Gabus

Ikan Gabus saat ini sedang dicari di pasaran karena digunakan sebagai bahan baku pembuatan albumin.  Jika mengandalakna pasokan dari alam tentu saja tidak menentu dan bisa-bisa ikan gabus punah di alam karena terlalu banyak diburu.
 
Memilih betina dan pejantan gabus yang siap kawin
Betina dan pejantan ikan gabus yang siap kawin dapat dibedakan dengan cara cukup mudah, yakni dengan mengamati tanda-tanda yang terdapat pada tubuhnya. Betina biasanya ditandai dengan bentuk kepala yang membulat, perutnya lembek dan membesar, warna tubuhnya cenderung terang, dan bila diurut akan keluar telur. Pejantan sendiri ditandai dengan bentuk kepala yang lonjong, warna tubuhnya cenderung gelap, lubang pada kelamin memerah, serta akan mengeluarkan cairan putih agak bening ketika diurut. Sedangkan induk jantan yang hendak dikawinkan harus mencapai bobot 1 kg.
Pemijahan ikan gabus
Pemijahan ikan gabus bisa dilakukan dalam wadah fibreglass atau bak beton. Caranya, siapkan bak beton dengan ukuran panjang sekitar 5 m, lebar sekitar 3 m, dan ketinggian 1 m, selanjutnya keringkan dulu kira-kira 3–4 hari. Kemudian masukkan air hingga kedalaman 50 cm, biarkan air mengalir selama masa pemijahan. Untuk perangsang pemijahan, taruh tanaman eceng gondok sampai menutupi sebagian besar permukaan bak, kemudian masukkan kira-kira 30 ekor betina gabus, lanjutkan dengan memasukkan 30 ekor pejantan gabus. Lalu biarkan ikan gabus memijah. Setelah bertelur, ambil telur menggunakan sekupnet halus, dan telur siap ditetaskan.
Untuk mengecek terjadinya pemijahan, perlu dilakukan pengontrolan tiap harinya. Telur yang dikeluarkan akan mengapung pada permukaan air. Untuk seekor induk betina gabus biasanya mampu menghasilkan telur hingga 10.000 – 11.000 butir.
Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 m X 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 m X 1 m.

Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
menetaskan telur ikan gabus
Penetasan telur ikan gabus dilakukan di dalam akuarium. Caranya, siapkan lebih dahulu sebuah akuarium dengan ukuran panjang sekitar 60 cm, lebar kira-kira 40 cm, dan ketinggian 40 cm. Lalu keringkan dulu sampai 2 hari lamanya, kemudian isi dengan air bersih hingga ketinggian 40 cm. Lalu atur 2 buah titik untuk aerasi dan nyalakan selama penetasan. Jangan lupa untuk memasang pemanas air sampai suhu mencapai 28 derajad Celcius. Selanjutnya, masukkan telur hingga kepadatan sekitar 4–6 butir/cm persegi, lalu biarkan menetas. Telur-telur tersebut akan segera menetas dalam jangka waktu 24 jam. Hingga 2 hari lamanya, larva tak perlu diberikan pakan sebab ia masih memiliki makanan cadangan.
Pemeliharaan larva gabus
Pemeliharaan larva dapat dilakukan 2 hari setelah penetasan hingga larva mencapai umur 15 hari. Pemeliharaan larva bisa dilakukan di dalam akuarium dengan kepadatan sebanyak 5 ekor/liter. Sedangkan kelebihan larva yang ada bisa dipelihara pada akuarium lain. Ketika berumur 2 hari, beri larva pakan naupli artemia hingga 3x sehari. Ketika sudah berumur 5 hari, beri larva pakan tambahan secukupnya seperti daphnia sebanyak 3x sehari. Agar kualitas air tetap terjaga, lakukan pembersihan sisa pakan dan kotoran serta mengganti air yang kotor dengan air yang baru hingga 50 persennya. Pembersihan ini dilakukan tiap tiga hari sekali, dan tergantung pula dengan kualitas airnya.
Budidaya Ikan Gabus melalui pendederan
ikan gabus yang dibudidayakan melalui pendederan dapat dilakukan pada kolam tanah. Untuk caranya, siapkan terlebih dahulu kolam berukuran 200 meter persegi; lalu keringkan selama kurang lebih 4 – 5 hari; jangan lupa perbaiki semua bagiannya. Selanjutnya buatkan kemalir selebar kurang lebih 40 cm dengan ketinggian 10 cm; kemudian ratakan tanah di dasarnya. Lanjutkan dengan menebarkan kotoran puyuh atau ayam sebanyak 5–7 karung; lalu isi air hingga ketinggian 40 cm; rendam sekitar 5 hari lamanya (air dibiarkan / tidak perlu dialirkan). Lalu tebar larva kurang lebih sekitar 4.000 ekor di pagi hari. Menjelang 2 hari berikutnya, berikan pelet atau tepung pelet sebanyak 1–2 kg yang sudah direndam tiap harinya. Pemanenan benih dapat dilakukan setelah ikan menginjak usia 3 minggu.

Jumat, 18 Oktober 2013

Beternak Ayam Kampung Untuk Produksi Telur Ayam Kampung

Ternak Ayam Kampung untuk diambil telurnya memang belum terlalu umum dibanding dengan ternak ayam broiler. Salah satunya adalah jumlah telur yang dihasilkan mungkin  hanya 1/3 dibanding ayam petelur ras, tapi ingat harga perbutir telur ayam kampung lebih mahal dibanding telur ayam ras. Keuntungan lainnya yaitu ayam kampung juga lebih tahan terhadap penyakit dan biaya perawatannya lebih murah, jadi kalau dihitung-hitung mungkin penghasilan yang kita dapatkan juga tidak jauh berbeda. Dari sisi pasar, ayam kampung sekarang sudah bisa didapatkan di supermarket dengan kemasan yang baik dan banyak permintaan juga.
Jika anda tidak berniat untuk produksi telur secara komersial, anda bisa memelihara ayam kampung dalam jumlah sedikit saja dan anda bisa panen telur setiap hari, dan tidak perlu beli telur ayam ras dan juga lebih sehat. Berdasarkan pengalaman penulis dengan memelihara 5 ekor ayam kampung betina dan 1 ayam jago sudah bisa panen telur tiap hari minimal dua butir.  Ayam kampung betina jika diambil terus telurnya, dia akan terus bertelur dan tidak akan mengeram.  Disamping itu sisa -sisa makanan atau sampah dari dapur tidak terbuang percuma dan bisa menghasilkan telur malah.  Sisa kulit telur bisa diberikan kembali pada ayam sebagai sumber kalsium untuk pembentukan telur.
Dengan cepat kita bisa mengembangkan jumlah ayam kita dengan menetaskan telurnya tentu saja.
Kandang
Untuk ternak ayam kampung ini juga tidak sulit, bisa pakai kandang tanpa diumbar jika lahan anda tidak terlalu luas.   Untuk ayam yang siap  bertelur luas kandang yang dibutuhkan  adalah 6 ekor per meter persegi. Berdasarkan sistem lantainya, maka kandang ayam kampung dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kandang sistem lantai litre dan kandang dengan lantai cage. Kandang lantai liter adalah kadang yang lantainya dilapisi denga litre berupa serbuk gergaji atau sekam padi setebal sekitar 6 cm. Sistem ini sebenarnya cocok untuk ayam kampung bibit. Sedangkan sistem lantai cage adalah dengan adanya jarak antara tanah/lantai dengan dasar kandang. Model ini cocok untuk petelur. Pada sistem kedua ini, disebut juga dengan sistem batery, cage dibuat miring ke depan sehingga bila ayam bertelur maka telurnya segera menggelinding kea rah depat yang telah disiapkan tempat penampung telur sehingga anda dapat dengan mudah mengumpulkan telurnya.

Jumat, 04 Oktober 2013

CARA MEMILIH BAKALAN PUNGLOR KEMBANG BAKALAN YANG BAGUS

Bagi anda yang suka degan burung kicauan, pastinya tidak asing lagi dengan burung Punglor Kembang alias Anis Kembang (Zoothera interpres) .  Bila sudah gacor, harga burung PUNGLOR KEMBANG bisa sangat mahal, dan pastinya akan membuat kita berfikir jika kantong cekak.  Solusinya tentu saja dengan membeli burung punglor kembang yang masih bakalan. Keuntungan membeli burung bakalan selain harga lebih murah juga kita bisa membentu karakter suara atau memasternya sejak kecil sehingga bisa menghasilkan suara yang bagus dan bervariasi.

Untuk memilih bakalan karena secara ocehan belum bisa kita pastikan, makan kita harus melihat katuranggan atau kondisi fisik burung tersebut kita dapat mendapatkan anis kembang bakalan yang OK.

Salah satu calon burung anis kembang bakalan yang bagus adalah bentuk badan terlihat panjang tapi tidak gemuk. Kemudian  leher yang sedikit panjang, mempunyai paruh yang panjang serta bahu yang lebar.  Dari fisik yang demikian diharapkan nantinya burung punglor kembang yang kita beli punya kualitas suara yang tebal dan keras.

Kita juga harus memastikan burung tersebut jantan dan betinanya, karena anis kembang jantan dia akan memiliki suara kicauan yang bervariasi tapi jika betina hanya monoton saja dalam membawakan kicauannya.Untuk anis jantan, secara umum bermata menonjol, Warna bulu lebih tegas kontrasnya, lebih mengkilap, diyakini sebagai jantan.

Adapula beberapa kriteria kita dalam memilih anis kembang yang bagus dan baik sebagai bahan pertimbangan sebelum membeli anis kembang di pasar, diantaranya adalah :

1. Perhatikan matanya, bila mata tampak menonjol, berarti mayoritas burung jantan, tapi sebaliknya bila datar, tentulah berkelamin betina, patokan tersebut bisa digunakan pada saat kita memilih burung yang masih piyik, trotolan, maupun bakalan.

2.  Lihat bulu-bulu di bagian pantat, bulu-bulu di bagian pantat anis kembang betina umumnya polos sewarna, yaitu putih, pada anis kembang jantan ada beberapa baris bulu berwarna hitam yang berlekuk-lekuk menyerupai pola gambar awan, pada burung yang masih piyik dan trotolan memang belum jelas terlihat, tetapi pada burung-burung bakalan pola tersebut sudah bisa dilihat. namun hal ini tidak juga menjadi patokan karena kenyataannya ada beberapa burung jantan yang tidak memiliki pola tersebut.

3. Tubuh yang langsing dan panjang adalah ciri khusus yang dimiliki oleh anis kembang jantan selain itu haya berdirinya yang tegap tidak membungkuk dan bagian bulu pada pahanya yang kelihatan menandakan bahwa anis kembang tersebut jantan. sementara untuk betina lebih banyak memiliki tubuh yang gendut sehingga membentuk huruf D dengan gaya berdiri cenderung doyong atau membungkuk.

CARA MEMILIH BAKALAN DAN MERAWAT PUNGLOR MERAH / ANIS MERAH

Punglor Merah alias Anis Merah (Zoothera citrina) merupakan burung kicauan yang banyak dipelihara penggemar burung.   Burung anis merah atau lebih sering disebut punglor bisa kita jumpai hidup liar di hutan-hutan pegunungan hingga 1000 mdpl.  Sarangnya biasa di semak-semak yang tidak terlalu tinggi, penulis pernah menjumpai sarang punglor merah ini di kebun salak.
Burung punglor merah bisa dimaster untuk menghasilkan kicau yang lebih variatif dan indah.  Untuk memilih bakalan Punglor yang akan dimaster sebaiknya anda memperhatikan ciri-ciri bakalan yang akan dimaster.   Di pasaran, ada anis merah jantan dan ada anis merah betina. Perbedaannya terletak pada tubuh dan kicauan saja. Burung anis merah jantan lebih besar dari burung anis merah  betina. Dan dari sisi kicauan, burung anis merah jantan suara lebih bervariasi dibandingkan burung anis merah betina.
Untuk memilih bakalan Jantan burung anis merah lebih detailnya akan disajikan di bawah ini,

Ciri-ciri burung Anis Merah berjenis kelamin jantan yang baik untuk bakalan adalah  :
1. postur tubuh yang panjang serasi, ekor lebih panjang, tulang belakang dan supit kecil  rapat, warna bulu lebih tegas, paruh berwarna lebih gelap, warna bulu dibawah paruh bagian bawah lebih pudar, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.

2. Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan burung Anis Merah yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.

3. Postur badan, pilihlah bahan Anis Merah yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

4. Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bakalan tersebut  sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.

5. Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.

6. Berdiri pada posisi kepala mendangak 45 derajat. Boleh percaya boleh tidak, apabila anda mendapatkan bahan yang seperti ini, dijamin umur 7 bulan sudah ngerol..

Sangkar
Burung punglor merah tergolong burung yang memiliki postur sedang, maka letakkan pada sangkar dengan ukuran sedang.  Sebaiknya  luas kandangnya 45 x 46 cm dengan tinggi kira-kira 50 cm. Diberikan ruang seperti itu agar tidak mudah stress. Kalau terlalu kecil, akan membuatnya mudah stress.  Di dalam sangkarnya, letakkan dua mangkuk plastik untuk pakan dan air minumnya. Pasanglah kayu kecil dengan melintang untuk tempat bertengger burung anis merah. Akan lebih baik jika di dalamnya juga diletakkan tempat khusus untuk mandinya.

Pakan
Secara alami burung anis merah memakan serangga dan juga buah-buahan hutan. Untuk dikandang bisa diberikan makanan:
Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Anis Merah. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.

Buah Segar, burung Anis Merah sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung Vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.

EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Anis Merah yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberian EF tersebut.




Perawatan 
Untuk perawatan harian, jemur burung anis merah agar tetap selalu sehat. Karena sinar matahari sangat bermanfaat untuk kesehatan tulangnya. Kebanyakan orang menjemurnya di antara jam 7 – 9 pagi. Setengah jam pun sudah mencukupi, namun dilakukan secara rutin

Sabtu, 28 September 2013

KUCING BENGAL, KUCING RAS MIRIP MACAN KECIL

Kucing Bengal adalah nama Kucing Ras bukan kucing yang bengal atau nakal.  Kucing Bengal disebut demikian karena nama dari dari indukannya yaitu Asian Leopard Cat yang sering disebut Bengal Tiger.  Bengal kalau diindonesiakan biasa disebut Benggala.
Ras Kucing Bengal merupakan persilangan antara Asian Leopard Cat (Bengal Tiger) dengan American Shorthair. Perkawinan silang ini bertujuan mendapatkan pola tutul kucing liar pada kucing rumahan. Selanjutnya anak betina keturunannya disilangkan kembali dengan bapaknya sehingga dihasilkan anak kucing dengan pola tutul macan yang kemudian dikenal dengan ras Kucing Bengal. Ras ini merupakan keturunan dari kucing liar dan masih jarang ditemui, karena termasuk ras baru dalam dunia perkucingan. Pola kulit kucing bengal ini sangat indah dan mirip dengan pola macan.
Pada tahun 1983 ras Kucing Bengal didaftarkan di klub TICA, kemudian klub FiFe baru belakangan ini mengakuinya sebagai kucing ras. Kucing Bengal baru diperkenalkan di Perancis pada tahun 1991.

Dengan bentuk badan yang besar dan gagah, bengal mendapatkan sebagian ciri fisik leluhurnya yang merupakan kucing liar. Kucing betina dewasa mempunyai berat badan sekitar 4-5 Kg, sedangkan kucing jantan bisa mencapai verat 10 Kg.
Bentuk kepala kucing bengal besar dan agak panjang, tetapi lebih kecil dibandingkan porsi tubuhnya. Lehernya besar, panjang dan berotot, seimbang dengan ukuran kepala. Hidung besar dan lebar, sedangkan kulit hidung berwarna merah dengan garis luar hitam. Telinga sedang dan menghadap kedepan. Mata lebar dan bulat seperti buah almond, berwarna hijau atau amber.
Pola warna bengal sangat khas yaitu tabby spotted yang berwarna kehitam-hitaman, coklat atau cinnamon, dan garis horizontal hitam dibagian pundak, serta lingkaran berbentuk cincin pada ekor dengan ujung berwarna gelap. Warna dasar orange lebih disukai. Dikenal juga pola classic tabby yang terlihat seperti pola oyster di bagian paha dan pola kupu-kupu di bagian bahu.

Salah satu ciri khas kucing Bengal adalah suka akan air, mereka suka jika tubuhnya basah oleh air. Mereka suka sekali mandi dan berendam dalam bathtub bersama pemiliknya. sebagai turunan kucing liar,harus diwaspadai sifat alaminya muncul.  beberapa kucing Bengal rumahan menunjukkan kelainan sifat dan tingkah laku. Kucing-kucing tersebut memperlihatkan insting berburu yang cukup kuat dan melukai anak-anak. Di Australia, ras ini sempat dilarang dipelihara karena dianggap agak berbahaya. Insting berburu yang berlebihan ini diduga muncul akibat perawatan yang keliru sehingga menjadi liar.

Rabu, 25 September 2013

TRUCUK/TRUCUKAN/MERBAH CERUKCUK MUDAH DIPELIHARA SUARA TEBAL dan MANTAP


Burung Trucuk, alias Merbah Cerucuk atau Trucukan sekilas memang mirip dengan kutilang.  Burung Trucuk ini  punya suara berat dan tebal, dan kualitas suaranya sekilas mirip dengan kepodang.  Meski harganya relatif murah di pasaran, namun jangan salah suaranya cukup menjanjikan dan merdu.   Burung trucukan punya nama ilmiah Pycnonotus goiavier termasuk dlam golongan Merbah atau cucak-cucakan dan termasuk ke dalam familia Pycnonotidae.  Burung ini merupakan burung kicau yang umum di kawasan Asia tropis dan Afrika, punya suara yang merdu dan variasi lagu beragam, dalam bahasa Inggris disebut Yellow-vented Bulbul.

Burung trucukan ini ternasuk burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm, dan sisi atas tubuh ( punggung, ekor ) berwarna coklat kelabu gelap, sisi bawah ( tenggorokan, dada dan perut ) putih kusam. Mahkota kehitaman, alis dan sekitar mata putih, dengan kekang ( garis di depan mata ) hitam. Sisi lambung dengan coretan-coretan coklat, dan penutup pantat berwarna kuning, iris mata berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.
Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder, burung ini sering berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain, tidur berkelompok dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil.

Makanan burung trucukan terutama adalah buah-buahan yang lunak, di pekarangan, burung ini kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak, selain itu ia juga memangsa aneka serangga, ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing dan merbah cerukcuk sering menghabiskan waktu lebih lama untuk mencari makanan di atas tanah daripada jenis merbah lainnya.

Ciri Trucukan Jantan
Banyak yang bilang burung trucuk jantan  di dalam rongga mulutnya terlihat berwarna Kuning
Dalam kondisi ngerol maka jambul akan terlihat
Bulu sekitar telingan terlihat mengembang
Ada beberapa helai rambut panjang di kepala belakang

Jumat, 20 September 2013

CARA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Krisis daging sapi seakan sudah menjadi agenda tahunan di negeri kita ini, terutama menjelang bulan puasa dan lebaran.  Memang kebutuhan akan daging sapi tidak seimbang dengan stok sehingga kita harus impor sapi dan daging sapi terutama dari Australia.  Meskipun sudah ada program subsidi sapi kepada para peternak sapi di desa-desa namun nampaknya tidak ada hasilnya.  Untuk itu perlu upaya serius dalam mengembangkan populasi sapi demi memenuhi stok dalam negeri saja dulu tidak usah mau ekspor hehe...

Jenis Sapi Potong
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi lokal asli Indonesia dan sapi Impor.   Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari sifat genetiknya (laju pertumbuhan).
Sapi loksl yang banyak diusahakan sebagai sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole), sapi Aceh dan sapi Madura.   Secara alamiah pertambahan berat badan sapi antara 500 gram – 1000 gram/ hari. Untuk sapi lokal seperti sapi bali, sapi madura, sapi PO, sapi Pesisir, dan sapi Aceh, pertambahan berat badan harian berkisar antara 300 – 700 gr/ hari.  Sedangkan sapi unggul impor seperti Simmental, limousine, Angus dan charolise pertambahan berat badan hariannya mencapai 1,3 Kg / hari.

Pakan Untuk Penggemukan Sapi
Untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi penggemukan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian konsentrat yang tepat.  Konsetrat yang paling umum digunakan peternak saat ini adalah Dedak (bekatul) + Bungkil kelapa + Mineral + Tepung tulang + garam.

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot fattening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.

Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.

Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.

Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.

MEMPERSIAPKAN KANDANG SAPI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
 Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan bahan lainnya.

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.

1) Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing
sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.

2) Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m.

3) Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.


Perawatan Kandang Sapi

Kotoran sapi sebaiknya dibersihkan tiap hari dan ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.

Kamis, 19 September 2013

BUDIDAYA IKAN KERAPU DALAM KARAMBA JARING APUNG DI PANTAI

Ikan Kerapu merupakan jenis ikan laut yang banyak diminati konsumen karena tekstur dagingnya yang lembut dan gurih.  Ikan Kerapu ini enak sekali dikonsumsi sebagai ikan bakar atau digoreng juga lezat. Bahasa internasional ikan kerapu adalah grouper, banyak restoran menghidangkan ikan kerapu sebagai menu utama mereka. Ikan Kerapu ini bisa mencapai berat ratusan kilogram, seperti pernah di tangkap nelayan di perairan australia yang punya berat 275 Kg. Ikan kerapu berdasarkan hasil penelitian di Indonesia terdapat 41 jenis. Nama ikan kerapu berbeda-beda disetiap daerah di Indonesi, ada disebut ikan sunu, lodi dan lain-lain. Jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah jenis kerapu lumpur dan kerapu bebek.

Kerapu merupakan jenis ikan demersal yang suka hidup di perairan karang, di antara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan Kerapu tergolong jenis karnivora yang kurang aktif, relatif mudah dibudidayakan, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Untuk memenuhi permintaan akan ikan kerapu yang terus meningkat, tidak dapat dipenuhi dari hasil penangkapan sehingga usaha budidaya merupakan salah satu peluang usaha yang masih sangat terbuka luas.
Dikenal 3 jenis ikan kerapu, yaitu kerapu tikus, kerapu macan, dan kerapu lumpur yang telah tersedia dan dikuasai teknologinya. Dari ketiga jenis ikan kerapu di atas, untuk pengembangan disarankan jenis ikan kerapu tikus atau keparu bebek (Cromileptes altivelis). Hal ini karena harga per kilogramnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan kedua jenis kerapu lainnya. Di Indonesia, kerapu tikus ini dikenal juga sebagai kerapu bebek atau di dunia perdagangan internsional mendapat julukan sebagai panther fish karena di sekujur tubuhnya dihiasi bintik-bintik kecil bulat berwarna hitam.
            
Persebaran Ikan Kerapu
Daerah penyebaran kerapu di mulai dari Afrika Timur sampai Pasifik Barat Daya. Di Indonesia, ikan kerapu banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, Seram dan Maluku. Salah satu indikator adanya ikan kerapu adalah perairan karang. Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya ikan kerapunya sangat besar.
Dalam siklus  hidupnya, pada umumnya kerapu muda  hidup diperairan karang pantai dengan kedalaman 0,5 – 3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya ke perairan yang lebih dalam antara 7 – 40 m. Telur dan larvanya  bersifat pelagis, sedangkan kerapu muda dan dewasa bersifat demersal. Habitat favorit larva dan kerapu tikus muda adalah perairan pantai dengan dasar pasir berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun.
Parameter-parameter ekologis yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu yaitu :
a. Temperatur antara 24 – 310C,
b. Salinitas antara 30 -33 ppt,
c.  kandungan oksigen terlarut > 3,5 ppm dan
d.  pH antara 7,8 – 8.
Perairan dengan kondisi seperti ini, pada umumnya terdapat di perairan terumbu karang.
 
Faktor Hidrologi Air Laut
a). Faktor Fisika, yang meliputi :
  • Suhu atau temperatur perairan, yaitu 27 ~ 32 oC, dengan fluktuasi harian kecil dari 5 oC.
  • Kedalaman perairan, minimal 5 meter ( 3m tinggi jaring keramba, 2 m jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan ).
  • Kecerahan, perairan harus jernih yaitu minimal kecerahannya 5 meter.
  • Kecepatan arus, yaitu idealnya 15 ~ 30 cm / det.
  • Dasar perairan. khusus untuk ikan kerapu macan, dasar perairan haruslah berkarang atau berpasir.
b). Faktor Kimia, yang meliputi :
  • Salinitas (kadar garam), yaitu 30 ~ 33 o/oo. Lokasi yang dekat dengan muara sungai tidak dianjurkan untuk lokasi pemeliharaan ikan ker apu macan, karena pada daerah seperti itu fluktuasi salinitasnya sangat besar sekali sehingga dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan kerapu.
  • Derajat keasaman (pH), Kondisi perairan dengan pH netral sampai sedikit basa sangat ideal untuk kehidupan ikan kerapu macan. Suatu perairan yang ber-pH rendah dapat mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan menjadi lemah s er ta lebih mudah terserang penyakit sehingga mengakibatkan tingginya angka kematian (mortalitas). PH perairan yang baik untuk ikan kerapu macan adalah 8,0 ~ 8,2.
  • Oksigen terlarut, Ketersediaan oksigen terlar ut dalam perairan sangat dibutuhkan oleh ikan kerapu yang dipelihara untuk hidup. Rendahnya konsentrasi oksigen dalam perairan akan meyebabkan kurangnya nafus makan dan rendahnya pertumbuhan ikan kera pu yang kita pelihara dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Kandungan oksigen teralarut yang ideal untuk pemeliharaan ikan kerapu adalah diatas 5 ppm.
  • Biological Ocxygen Demand (BOD), yang mana parameter ini menunjukan aktivitas biologi yang ada dalam suatu perairan. Batas ideal BOD untuk pemeliharaan ikan kerapu macan adalah tidak melebih 5 ppm selama 5 hari.
  • Amoniak (NH3), Kandungan amoniak tinggi biasanya terdapat pada perairan yang tercemar dengan bahan-bahan organik. Untuk pemeliharaan ikan kerapu, kandungan amoniak di perairan tempat pemeliharaan tidak boleh lebih dari 1,0 ppm.
c). Faktor Biologi, yang meliputi :
  • Predator, dalam menentukan lokasi juga h arus diperhatikan keberadaan hewan-hewan predator, sebab hal ini juga akan mengganggu tingkat keberhasilan dalam melakukan usaha pemeliharaan ikan kerapu. Adapun hewan-hewan predator yang harus menjadi perhatian disini diantaranya adalah hewan-hewan laut buas, seperti anjing laut, ikan-ikan besar, ikan buntal, dan juga hewan-hewan darat seperti burung.
  • Total koloni bakteri, parameter ini biasanya terjadi pada perairan yang tercemar bahan organik. Total koloni bakteri untuk budidaya ikan kerapu tidak boleh melebihi 3.000 sel / m3.
Cara Budidaya Ikan Kerapu
Budidaya ikan kerapu tikus ini, dapat dilakukan dengan menggunakan bak semen atau pun dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA).  Budidaya ikan kerapu dalam Kermba Jaring Apung akan berhasil dengan baik ( tumbuh cepat dan kelangsungan hidup tinggi ) apabila pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran benih yang ditebar dan kepadatan tebaran sesuai.
Pemilihan Benih
Kriteria benih kerapu yang baik, adalah : ukurannya seragam, bebas penyakit, gerakan berenang tenang serta tidak membuat gerakan yang tidak beraturan atau gelisah tetapi akan bergerak aktif bila ditangkap, respon terhadap pakan baik, warna sisik cerah, mata terang, sisik dan sirip lengkap serta tidak cacat tubuh.
1. Penebaran Benih
Proses penebaran benih sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih. Sebelum ditebarkan, perlu diadaptasikan terlebih dahulu pada kondisi lingkungan budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam adaptasi ini, adalah :
(a) waktu penebaran (sebaikanya pagi atau sore hari, atau saat cuaca teduh),
(b) sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada kepadatan yang tinggi, dan
(c) aklimatisasi, terutama suhu dan salinitas.
2. Pendederan
Benih ikan kerapu ukuran panjang 4 – 5 cm dari hasil tangkapan maupun dari hasil pembenihan, didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran 1,5 x 3 x 3 meter dengan kepadatan ± 500 ekor. Sebulan kemudian, dilakuan grading (pemilahan ukuran) dan pergantian jaring. Ukuran jaringnya tetap, hanya kepadatannya menjadi hanya  250 ekor per jaring sampai mencapai ukuran glondongan (20 – 25 cm atau 100 gram). Setelah itu dipindahkan ke jaring besar ukuran 3 x3 x 3 meter dengan kepadatan optimum 500 ekor untuk kemudian dipindahkan ke dalam keramba pembesaran sampai mencapai ukuran konsumsi (500 gram).
3. Pakan dan Pemberiannya
Biaya pakan merupakan biaya operasional terbesar dalam budidaya ikan kerapu dalam KJA. Oleh karena itu, pemilihan jenis pakan harus benar-benar tepat dengan mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan dan harganya.  Pemberian pakan diusahakan untuk ditebar seluas mungkin, sehingga setiap ikan memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Pada tahap pendederan, pakan diberikan secara ad libitum (sampai kenyang). Sedangkan untuk pembesaran adalah 8 -10 % dari total berat badan per hari. Pemberian pakan sebaiknya pada pagi dan sore hari. Pakan alami dari ikan kerapu adalah ikan rucah (potongan ikan) dari jenis ikan tanjan, tembang, dan lemuru. Benih kerapu yang baru ditebar dapat diberi pakan pelet komersial. Untuk jumlah 1000 ekor ikan dapat diberikan 100 gram pelet per hari. Setelah ± 3-4 hari, pelet dapat dicampur dengan ikan rucah.
Hama dan Penyakit
Jenis hama yang potensial mengganggu usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA adalah ikan buntal, burung, dan penyu. Sedang, jenis penyakit infeksi yang sering menyerang ikan kerapu adalah :
(a) penyakit akibat serangan parasit, seperti : parasit crustacea dan flatworm,
(b) penyakit akibat protozoa, seperti : cryptocariniasis dan broollynelliasis,
(c) penyakit akibat jamur (fungi), seperti : saprolegniasis dan ichthyosporidosis,
(d) penyakit akibat serangan bakteri,
(e) penyakit akibat serangan virus, yaitu VNN (Viral Neorotic Nerveus).

Konstruksi Keramba Jaring Apung
a. Pembuatan Rakit Keramba
1. Rakit
Rakit dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi anti karat. Ukuran bingkai rakit biasanya 6 x 6 m atau 8 x 8 m. 

2. Pelampung
Untuk mengapungkan satu unit rakit, diperlukan pelampung yang berasal dari bahan drum bekas atau drum plastik bervolume 200 liter, styreofoam dan drum fiberglass. Kebutuhan pelampung untuk satu unit rakit ukuran 6 x 6 meter yang dibagi 4 bagian diperlukan 8 - 9 buah pelampung dan 12 buah pelampung untuk rakit berukuran 8 x 8 meter. Bahan pelampung yang akan digunakan adalah drum plastik volume 200 liter yaitu sebanyak 35 buah. Sebelum digunakan, kedalam drum plampung dimasukan sedikit karbit. Penggunaan karbit ini bertujuan untuk mengisi udara didalam pelampung, sehingga dengan demikian daya apungnya akan lebih bagus.

3. Pengikat
Bahan pengikat rakit bambu dapat digunakan kawat berdiameter 4-5 mm atau tali plastik polyetheline. Rakit yang terbuat dari kayu dan besi, pengikatannya menggunakan baut. Untuk mengikat pelampung ke bingkai rakit digunakan tali PE berdiameter 4-6 mm.

4. Jangkar
Untuk menahan rakit agar tidak terbawa arus air, digunakan jangkar yang terbuat dari besi atau semen blok. Berat dan bentuk jangkar disesuaikan dengan kondisi perairan setempat. Kebutuhan jangkar per unit keramba minimal 4 buah dengan berat 25 - 50 kg yang peletakannya dibuat sedemikian rupa sehingga rakit tetap pada posisinya. Tali jangkar yang digunakan adalah tali plastic / Polyetylene berdiameter 0,5 – 1,0 inchi dengan panjang minimal 2 kali kedalaman perairan.
b. Pembuatan Jaring
1. Jaring
Kantong jaring yang dipergunakan dalam usaha budidaya ikan kerapu, sebaiknya terdiri dari dua bagian, yaitu :
(a)  Kantong jaring luar yang berfungsi sebagai pelindung ikan dari serangan ikan-ikan buas dan hewan air lainnya. Ukuran kantong dan lebar mata jaring untuk kantong jaring luar lebih besar dari kantong jaring dalam;
(b)  Kantong jaring dalam, yang dipergunakan sebagai tempat memelihara ikan. Ukurannya
bervariasi dengan pertimbangan banyaknya ikan yang dipelihara dan kemudahan dalam penanganan dan perawatannya.
Ada 3 (tiga) tingkat ukuran mata waring/jaring, yaitu (a) Waring bagan dengan ukuran mata (mesh size) sekitar 0,5 cm, (b) Jaring polyethylene ukuran mata (mesh size) 1,0 inchi, dan (c) Jaring polyethylene ukuran mata (mesh size) 1,5 inchi. Setiap unit KJA mempunyai 6 buah waring bagan (3 buah dipakai dan 3 buah untuk waring pengganti), 6 buah jaring polyethylene mesh size 1,0 inchi (3 buah dipakai dan 3 buah untuk jaring pengganti), dan 6 buah jaring polyethylene mesh size 1,5 inchi (3 buah dipakai dan 3 buah untuk jaring pengganti).

2. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menahan arus dan menjaga jaring agar tetap simetris. Pemberat yang terbuat dari batu, timah atau beton dengan berat 2 – 5 kg per buah, dipasang pada tiap-tiap sudut keramba/ jaring.

Panen dan Pasca Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas ikan kerapu yang dibudidayakan dengan KJA, antara lain : penentuan waktu panen, peralatan panen, teknik pemanenan, serta penanganan pasca panen. Waktu panen, biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 – 1000 gram dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tinggi. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress ikan pada saat panen karena ketika waktu itu cuaca tidak terlalu panas. Peralatan yang digunakan pada saat panen, berupa: scoop, kerancang, timbangan, alat tulis, perahu, bak pengangkut dan alat aerasi.
Teknik pemanenan yang dilakukan pada usaha budidaya ikan kerapu dalam KJA dengan metoda panen selektif dan panen total. Panen selektif adalah pemanenan terhadap ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar terutama pada saat harga tinggi. Sedang panen total adalah pemanenan secara keseluruhan yang biasanya dilakukan bila permintaan pasar sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah memenuhi kriteria jual.
Penanganan pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan sampai di tempat tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup. Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air laut sebanyak 1/2 sampai dengan 2/3 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalanan yaitu 19 – 21 0C. Selama pengangkutan air perlu diberi aerasi dengan kepadatan ikan kurang lebih  50 kg/wadah. Cara pengangkutan yang umum digunakan adalah dengan pengangkutan tertutup dan umumnya untuk pengangkutan dengan pesawat udara. Untuk itu, 1 kemasan untuk 1 ekor ikan dengan berat rata-rata 500 gam.
     

Rabu, 18 September 2013

TEKNIK BUDIDAYA / BETERNAK IKAN NILA PADA KOLAM TANAH

Ikan Nila merupakan ikan air tawar sumber protein hewani yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat kita. Banyak cerita sukses dan keberhasilan dari petani ikan Nila.  Memelihara ikan Nila untuk produksi ikan punya keunggulan tersendiri.  Ikan Nila relatif tahan penyakit dan masa produksinya juga cukup cepat.  Ikan nila merupakan ikan yang bersifat omnivora (pemakan segala), tetapi cenderung sebagai herbivora, karena ikan nila lebih suka memakan fitoplankton dan berbagai jenis tumbuhan air, oleh karena itu ikan nila seringkali dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air. Salah satu keunggulan adalah mudahnya memasarkan ikan nila kita karena sangat diminati konsumen. Berikut ini kita akan bahas cara budidaya Nila pada kolam tanah.
 a. Desain Kolam Tanah untuk Nila
Kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila adalah kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir.  Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m.  Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan (inlet) dan pengeluaran air (outlet)  agar mudah mengatur sirkulasi air di kolam.

Setelah kolam digali maka perlu perlakuan khusus sebelum diisi dengan air. 
  1. Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.
  2. Pemberian kapur ( dolomit ) pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit-bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan meningkatkan pH air.
  3. Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
  4. Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk buatan.
b. Penebaran Benih ikan Nila
Siapkan ember untuk perendaman benih ikan sebelum di tebar
Isi air ke dalam ember secukupnya ( usahakn air dari kolam )
Rendamlah benih ikan Nila merah selama 15 menit untuk adaptasi dengan air kolam yang baru
Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

c. Pemberian Pakan.
Jenis pakan yang baik berupa pelet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh ikan.
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1. Protein 20-30%;
2. Lemak 70% (maksimal.);
3. Karbohidrat 63 - 73%.
4. Pakan dari daun tanaman : Kaliandra, Kalikina atau kecubung, Kipat, Kihujan 

d. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir (parit kolam) yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.


Senin, 16 September 2013

KICAUAN MURAI BATU LOKAL LEBIH UNGGUL DIBANDING MURAI BATU IMPOR

Burung Murai Batu (Copsychus malabaricus ) memang lagi banyak diburu penggemar burung kicauan. Jantan dibedakan dengan betina dari kicauan yang lebih aktif dan ekor lebih panjang.  Di pasaran ada banyak jenis murai batu yang dijual pedagang burung dari yang lokal sampai yang import. Untuk jenis burung murai batu lokal yang asli Indonesia ada 8 jenis Murai Batu yang berbeda.  Delapan jenis Murai Batu tersebut adalah:

  • Murai Batu Medan
  • Murai Batu Aceh
  • Murai Batu Jambi
  • Murai Batu Lampung
  • Murai Batu Palangka (Kalimantan)
  • Murai Batu Banjar (Kalimantan)
  • Murai Batu Jawa (Larwo)
Untuk jenis Murai Batu Impor atau burung murai batu yang berasal dari luar negeri ada beberapa jenis yang umum di pasaran yaitu :
  1. Murai Batu Thailand
  2. Murai Batu Malaysia
  3. Murai Batu Filipina
Murai Batu Thailand
Murai Batu lokal mempunyai kemampuan kicauan suara yang sangat baik, oleh karenanya jenis Murai Batu lokal sangat baik dilombakan karena kemungkinan menang burung Murai Batu lokal sangat tinggi ketimbang Murai Batu Impor.   Jenis yang dianggap terbaik untuk segi suara adalah Murai Batu Medan dan Murai Batu Medan lebih sering menjadi juara lomba burung kicauan dibanding burung murai batu impor. 


Jika anda hanya berniat memajang sebagai burung hiasan, pilihan untuk burung murai batu impor mungkin menjadi pilihan yang baik.  Variasi warna bulu yang tajam, bentuk tubuh yang indah,merupakan ciri khas Murai Batu Impor seperti Murai Batu Thailand sehingga menjadikan jenis ini sangat cocok untuk dijadikan burung hias.  

Jumat, 13 September 2013

SUARA UNTUK MASTER BURUNG BURUNG KENARI

Seorang teman punya hobi membeli burung kenari bakalan kemudian dia mastering kenari tersebut untuk dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi tentunya. Mastering kenari saat lebih mudah karena bisa pakai  player dan tinggal pencet aja.  Player sekarang sudah dilengkapi dengan speaker dan tinggal colok pakai flashdisk dan dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau.

Berikut ini beberapa file untuk mastering kenari anda:
1. Kenari Songs 
2. Kenari Yorkshire
3. Kenari Timbrado Spanyol
4. Kenari Waterslager
5. Kenari American Singer
6. Kenari Lizard
7. Kenari Gloster
8. Kenari Rusia
9. Kenari Roller
10. Kenari Border

Kamis, 12 September 2013

SIFAT ALAMI BURUNG KENARI SEBAGAI PETARUNG YANG MERDU SUARANYA

Burung Kenari atau Canary merupakan jenis burung berkicau yang banyak penggemarnya.  Burung Kenari dikenal punya suara yang beragam dan merdu. Selain itu burung ini juga mudah diternakkan, dan harga anakannya juga lumayan mahal.  Karakter burung kenari sebagai burung piaraan sangat cocok sekali dan gampang perawatannya namun suka sekali berkicau alias gacor. .


Burung Petarung
Karakter alami burung kenari adalah burung petarung, petarung disini maksudnya suka pamer suara dan tidak ingin dikalahkan suaranya. Ketika burung kenari di hutan maka dia menggunakan kicauannya semaksimal mungkin untuk menarik perhatian burung kenari betina dengan menunjukkan kejantanannya sebagai burung kenari petarung. Juga, burung kenari saat mendengar kicauan dari burung ocehan lain maka kicauan burung kenari pun berirama keras menyaingi kicauan dari burung lain.

Mudah Jinak
Menjinakkan burung kenari bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Burung kenari sejatinya burung yang paling mudah jinak kepada manusia karena hampir semua burung kenari yang ada di tangan para pecinta burung ocehan merupakan burung hasil tangkaran oleh para peternak. Sehingga jangan salah bila burung kenari anda dapat dengan mudah mengenali anda sebagai pemiliknya dengan bersuara keras secara terus menerus ketika berjumpa dengan anda. Hebat bukan.

Tidak gampang Stress
Keunggulan pada kenari yang patut diacungi jempol ialah tidak mudah Stres. Berbeda mungkin pada burung ocehan lainnya yang begitu mudah Stres ketika berpindah tempat atau berpindah kandang sehingga berdampak tidak mau berkicau saat bertarung. Ini sangat membahayakan bagi burung ocehan ketika mengikuti perlombaan. Tetapi pada burung kenari itu tidaklah menjadi sebuah masalah. Saat burung kenari dipindahkan dari kandangnya ke kandang yang lain maka ia akan tetap berkicau seperti biasanya. Sehingga dari karakternya yang tidak mudah Stres membawa burung kenari sering memenangi juara ajang perlombaan burung ocehan.

Birahi Yang Mudah Naik
Karakter dasar pada burung kenari ialah birahinya yang mudah naik terutama pada kenari jantan. Sehingga dari karakter yang seperti ini membuat burung kenari begitu mudah diternak. Dalam prosesi penjodohannya pun cukup cepat hanya membutuhkan adaptasi yang sebentar lalu indukan jantan dan betina dapat disatukan dalam satu kandang. Tahu kan bahwa karakternya dapat menguntungkan para peternak tentunya.

Mudah Beradaptasi
Burung kenari dari semua jenisnya merupakan jenis burung yang paling mudah beradaptasi. Adaptasinya yang baik menjadikan burung kenari tidak mudah Stres. Alasan bahwa burung kenari mudah beradaptasi didukung dari asal daerahnya yakni benua Eropa dan Amerika yang mempunyai empat musim. Burung kenari yang berasal dari eropa ketika masuk ke Indonesia dapat menyesuaikan dengan keadaan iklim di Indonesia. Sehingga burung kenari adalah burung yang pandai untuk beradaptasi ketika berada di daerah yang berbeda.

Senin, 09 September 2013

CARA BUDIDAYA BEKICOT

Budidaya bekicot sejatinya mulai berkembang di tahun 80an.  Saat itu beternak bekicot dan makan bekicot mulai booming di Indonesia.  Bekicot dagingnya punya citarasa tersendiri yang tidak akan anda jumpai pada daging hewan lainnya.    Pada era 80an bekicot yang dianggap hama mulai diburu orang untuk diolah menjadi makanan, dan banyak orang mulai budidaya bekicot secara komersial.

Bekicot adalah hewan sejenis siput darat yang berasal dari Afrika Timur, kemudian tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia.

Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.

Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan

LOKASI Budidaya Bekicot

Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.

TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan PeralatanPerkandanganWalaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25–30 ° C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk. Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:
Kandang kotak kayu
 Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
Kandang galian tanah
Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak.
Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.

Pembibitan
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.

PENETASAN
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam. Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:
Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaanUntuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal sebagai berikut:membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.

HAMA DAN PENYAKIT

Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.

PANEN

Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.

Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan
untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur.
Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.

PASCAPANEN

Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.

Kini telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.

ULAT SUTERA LIAR CRICULA PENGHASIL KAIN SUTERA EMAS

Jika bicara ulat sutera, ulat dari jenis Bombyx mori yang makan daun murbei, mungkin terlebih dahulu dikenal sebagai penghasil benang sutera. Berkat adanya pencarian orang jepang akan benang sutera emas yang sudah lama hilang di Jepang, kini mulai dikembangkan ulat sutra alam dari jenis  Cricula trinfenestrata yang secara alami banyak dijumpai di Indonesia.

Ulat sutera emas Cricula dikategorikan sebagai ulat sutera liar. Kokonnya bisa dimanfaatkan untuk pembuatan benang sutera dengan warna keemasan yang elegan. Itulah sebabnya, Cricula disebut pula ulat sutra emas. Selain itu, kokonnya merupakan bahan baku utama Kimono Jepang dan juga untuk pembuatan aneka aksesori yang indah dan eksotis. 

Secara alami, ulat sutera emas cricula ini mudah ditemukan di daerah yang banyak memiliki tanaman jambu mete.  Ulat Cricula merupakan hama utama pada tanaman jambu mete. Munaan (1986), mengatakan bila jambu mete kehilangan daun sampai 50 % akibat serangan Cricula, jumlah putik jambu mete menurun 37 %, tetapi bila kehilangan daun sampai 100% atau gundul, tanaman tidak akan menghasilkan putik dan kondisinya baru akan pulih 18 bulan kemudian.

Tak heran bila ulat tersebut menjadi hama utama di perkebunan jambu mete. Pada tanaman jambu mete, ulat biasanya muncul pada awal musim hujan. Ketika populasi ulat sangat tinggi, mereka mampu memakan habis seluruh daun tanaman. Pohon menjadi gundul dan tersisa hanya ranting serta tulang-tulang daun, tetapi tanaman tidak mati.

Kokon itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan baku pemintalan benang sutra emas. Kokon memiliki struktur yang terdiri atas serabut serat, kulit kokon yang menghasilkan benang sutra, dan kulit kepompong. Bagian yang diambil dan diolah lebih lanjut dalam pemintalan benang adalah kulit kokon.

Dengan demikian, Cricula pada fase kepompong yang membentuk kokon menjadi sumber daya yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk pembuatan benang sutra emas atau perhiasan/aksesori dengan bahan baku utama dari kokon tersebut.

Benang Sutera Emas

Kokon yang dipanen dari alam, sebaiknya yang sudah keluar ngengatnya, sehingga terjaga kelestariannya.  Jika ujung kokon terbuka, berarti ngengat sudah keluar. Jika ujung kokon rapat, berarti ngengat masih dalam kepompong. Kokon yang dipanen dibersihkan dari ranting, tulang daun, atau daun tersebut, sehingga kualitas benang sutra yang dihasilkan bagus.

Pekerjaan berikutnya adalah membuang cangkang kepompong yang berada di dalam kokon dengan menggunakan gunting atau cutter. Jangan menyobek dengan jari tangan karena akan lebih banyak merusak serat sutra.

Kokon yang sudah bersih, dikumpulkan dan diurai terlebih dahulu dengan cara direbus. Perebusan ini akan melarutkan serisin yang merupakan penyusun lapisan luar serat sutra. Serisin inilah yang berfungsi sebagai perekat, sehingga serat-serat sutra bisa menempel satu sama lain.

Kokon direbus dalam larutan air sabun. Sabun yang digunakan adalah sabun batangan. Satu sabun batangan dilarutkan dalam 6 liter air, kemudian dipanaskan. Setelah mendidih, kokon baru dimasukkan dan direbus kurang lebih selama 1 jam. Setelah itu, kokon diangkat, ditiriskan, dan dicuci dengan air. Pada saat dicuci, serat kokon ditarik-tarik sehingga membentuk gumpalan seperti kapas atau bulu domba. Gumpalan serat sutra ini kemudian dijemur hingga kering. Gumpalan serat sutra yang telah kering siap dipintal menjadi benang.

Pemintalan serat sutra emas Cricula dilakukan dengan menyejajarkan serat-serat sutra menjadi satu ukuran tertentu kemudian dipilin agar serat-seratnya tidak terlepas. Cara demikian dilakukan karena serat sutra emas Cricula tersusun dari serat-serat pendek.

Pemintalan serat sutra emas menjadi benang dikerjakan dengan menggunakan alat pemintal yang disebut jantra. Pada alat ini dipasang sebuah dinamo yang memutar streng, sehingga sumbu pemintal ikut berputar. Ujung serat dari gumpalan serat sutra emas dipilin dan diikat pada alat pintal. Kemudian, tangan kiri menarik perlahan-lahan pilinan tersebut menjauhi alat pemintal untuk mendapatkan ukuran benang yang dikehendaki. Dengan menarik serat-serat tersebut, akan didapatkan satu untaian pilinan benang yang bersambungan menjadi gulungan benang yang panjang. Inilah benang pintal sutra emas yang tersusun dari serat-serat sutra emas yang pendek. Dalam proses pemintalan tersebut, 6 kg kokon sutra emas bisa menghasilkan 1 kg benang. Nilai ekonomi benang sutera emas sangat tinggi dan banyak dibutuhkan di Jepang.

Minggu, 08 September 2013

PENANGKARAN DAN TEKNIK BUDIDAYA KUPU-KUPU

Kupu-kupu merupakan hewan rapuh nan cantik yang banyak terdapat di Indonesia.  Banyak jenis Kupu-Kupu yang berwarna indah dan menjadi bahan aksesoris dan pajangan.  Seperti di daerah wisata Bantimurung Sulawesi Selatan. Pengambilan kupu-kupu dari alam secara tidak terkendali bisa menyebabkan punahnya jenis kupu-kupu terutama yang dilindungi. Sehingga upaya budidaya atau penangkaran kupu-kupu sebaiknya juga dilakukan. 

Budidaya  kupu-kupu sebenarnya tidak berbeda jauh dengan peternakan hewan lainnya; yakni hewan yang dipelihara sampai mencapai ukuran tertentu untuk dimanfaatkan atau dijual. 
Hanya, para penangkar satwa liar indah ini sering merasa adanya unsur seni, apalagi saat menonton kupu-kupu segar menetas dari kepompong dan mengeringkan sayapnya menjelma bagaikan permata terbang.  Tentu, persyaratan menjadi penangkar kupu-kupu akan berbeda dengan persyaratan menjadi peternak hewan besar. Walaupun pekerjaannya dapat dianggap ringan – seratus ekor ulat hanya seberat sebuah jeruk – namun memerlukan tingkat ketelitian/ketekunan yang luar biasa untuk menguasi ilmu penangkaran sehingga menjadi penangkar kupu-kupu yang berhasil dan sukses.

Prasana khusus untuk penangkaran memang ada, dan akan digambarkan secara lengkap dalam buku pedoman ini, namun semua alat dapat diperoleh dengan mudah di tingkat pedesaan, dan peminat bisa mulai dari tingkat hobi sebelum masuk kelas “profesional”. Bahkan penangkar kupu-kupu kecilpun tak akan kalah dengan pengusaha kupu-kupu besar jika teliti dan rapi dalam pelaksanaannya.
Sebelum mulai, perlu dijelaskan kegunaan kupu-kupu, yang pada dasarnya ada dua. Yang pertama yaitu sebagai kupu-kupu mati yang kemudian diopset (diawetkan) untuk menjadi bahan hiasan jenis bingkisan dan segalanya, atau sebagai obyek bagi pakar atau pemuda yang gemari mengoleksi kupu-kupu. Walaupun sebagian besar kupu-kupu untuk kebutuhan ini disediakan melalui penangkapan di alam, namun kupu-kupu yang berasal dari penangkaran akan lebih baik dan mulus serta harga ditentukannya lebih tinggi.
Pasaran yang kedua adalah sebagai kupu-kupu hidup. Seperti halnya dengan burung yang dipelihara dikandang sebagai obyek wisata, kupu-kupu hidup dilepas terbang bebas dalam kandang agar ditonton para tamu, terbang secara alami. Fase kupu-kupu yang diperdagangkan di pasaran ini adalah fase kepompong, dimana kupu-kupu dapat dikirim ke Taman Kupu-kupu tujuannya sambil beristirihat. Tujuan utama penjualan kepompong ini adalah Eropa dan Amerika Serikat, tetapi adapun Taman Kupu-kupu di Singapura, Penang, dan sekarang telah terdapat pula di Tabanan Bali, serta Taman Mini Indonesia Indah.
Walapun demikian, perlu diingat bahwa jalur penjualan kupu-kupu tidak seluas jalur pemasaran kambing atau sapi, misalnya, dan disarankan dicari jalur pemasaran selanjutnya sebelum mulai menangkarkan.
Sampai kini pengetahuan tentang kehidupan kupu-kupu masih terbatas, sehingga yang digambarkan dalam buku pedoman ini dianggap pengenalan saja. Kalau berminat, silahkan coba saja!
DAUR HIDUP
Sebelum mulai bersangkar, perlu kita pelajari beberapa hal dasar tentang kupu-kupu. Kuncinya adalah pengertian tentang daur hidup kupu-kupu, seperti digambarkan dalam Kotak Informasi 1. Yang nampak dengan jelas adalah perbedaan antara anakan (ulat atau 1arva) dengan kupu-kupu dewasa: sang ulat berbentuk bulat lonjong, dengan mata dan kaki sederhana saja; sedangkan sang kupu-kupu dewasa badannya dibagi menjadi tiga bagian: kepala mempunyai mata majemuk, antena, dan lidah panjang; toraks mempunyai enam kaki, dan dua pasang sayap; dan abdomen mempunyai alat kelamin. Perubahan yang terjadi dari ulat sehingga dapat menjadi kupu-kupu disebut metamorfosis sempurna, dan berlangsung selama fase kepompong. Hal ini berbeda dengan metamorfosa tak sempurna (bertahap) dimana anakan selalu mirip serangga dewasa, seperti terjadi pada binatang jangkrik dan belalang.
Telur
Umumnya betina meletakkan telur pada daun pakan ulatnya, atau di dekatnya. Bentuk telur tergantung pada suku kupu-kupu – ada yang bulat, memanjang, berbentuk botol, atau keriput. Setelah sekitar 4-5 hari, menetaslah telur dan keluar seekor ulat yang kemudian makan cangkang telur yang bergizi.
Kepompong
Bentuk kepompong tergantung pada jenis kupu-kupu, namun berbagai suku mempunyai ciri khas dan dapat dibedakan (lihat Kotak Informasi 3). Dalam kepompong terjadilah metamorfosa sempurna, sehingga organ tubuh berkembang dan sayap terbentuk. Masa kepompong juga tergantung pada jenis dan cuaca – dimana jenis yang lebih kecil lebih cepat matang dan lebih cepat menetas di daerah yang lebih panas.
Setelah beberapa waktu (7-30 hari, tergantung jenis kupu-kupu), kulit kepompong akan beruba warnanya, dan kelihatan kupu-kupu terbentuk didalamnya. Biasanya pada pagi hari, kulit kepompong akan robek, dan kupu-kupu dewasa akan keluar.
Kupu-kupu dewasa
Kupu-kupu yang baru menetas akan tetap menggantung dan menunggu sayapnya merentang dan mengeras, dan sementara itu akan membuang kotoran cair Ketika sayapnya sudah keras, ia akan mengepakkannya dan terbang menuju dunia luas. Sayap kupu-kupu dilapisi dengan sisik-sisik kecil, yang kelihatan seperti serbuk jika disentuh. Sisik-sisik ini yang memberikan nama kupu-kupu dalam bahasa Latin - Lepidoptera, yang artinya sayap bersisik.
Kupu-kupu dewasa mempunya lidah (proboscis) yang tergulung dibawah kepala. Karena berbentuk sedotan, lidah cuma dapat dipakai untuk mengisap cairan-cairan – umumnya nektar dari bunga. Selain nektar, kupu-kupu jantan dan betina dapat mengisap sari buah dan getah pohon; sang jantan juga mencari zat garam untuk kebutuhan perkawinan – sumbernya yaitu becek, beton basah, air kencing, maupun bangkai dan kotoran lainnya.
Kupu-kupu dewasa adalah tahap menghasilkan keturunan. Kupu-kupu betina bisa langsung kawin begitu menetas dari kepompong, sedangkan yang jantan biasanya membutuhkan waktu lebih dari tiga hari untuk persiapan. Dalam perkawinan jantan dan betina berpasangan selama berapa jam. Dua atau tiga hari berikutnya yang betina dapat bertelur. Jumlah telur yang ia letakkan bervariasi tergantung jenis – untuk kupu-kupu besar seperti Ornithoptera biasanya satu-dua butir, namun jenis-jenis lain bisa sampai 30 butir per hari. Jumlah total telur bisa mencapai ratusan butir selama masa hidupnya sang betina, yang mana bervariasi antara 10 hari sampai dengan 2 bulan.
POLA-POLA PENANGKARAN
Kupu-kupu adalah satwa liar, dimana sumbernya adalah lingkungan alam tertentu. Untung di alam terdapat banyak pemangsa dan hama. Kenapa? Misalkan tiap induk dapat bertelur sebanyak 200 telur di alam; kalau semua ulat jadi kupu-kupu penglihatan kita jarak pendek saja karena terhalang oleh awan-awan kupu-kupu! Sekarang kita sadar bahwa dua hal paling pokok dalam upaya penangkaran adalah PEMBERIAN PAKAN INANG dan PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT.
Persedian induk
Upaya penangkaran membutuhkan persediaan telur yang subur dan sehat dalam jumlah banyak. Kadang-kadang kita ketemu suatu ekor kupu-kupu yang sedang bertelur kemudian telur dapat dikumpulkan selama beberapa hari di tumbuhan yang sama. Namun, untuk memperoleh telur dalam jumlah yang lebih menentu kita harus memelihara beberapa induk betina sebagai sumber telur.
Salah satu sumber betina adalah dari alam. Kupu-kupu dapat ditangkap dengan mengunakan jaring besar yang dibuat dari kain kasar yang paling halus, atau kain kelambu. Betina dapat ditangkap dekat bunga-bunga yang dikunjunginya, atau pada saat bertelur. Kupu-kupu yang diketemui sedang mengisap air becek di sungai selalu kupu-kupu jantan, yang tentu tidak akan bertelur. Setelah ditangkap, kupu-kupu dimasukkan ke dalam amplop dengan seksama, agar perutnya tidak tertindis; amplop cukup ketat sehingga sayapnya tidak rusak akibat gerakan kupu-kupu. Supaya kupu-kupu lebih tahan di wilayah yang panas, sepotong kapas yang dibasahi air dapat ditaruh da1am amplop. Seketika tiba kembali di penangkaran kupu-kupu dilepas, yang lemah dapat diberikan air gula .
Betina sehat yang ditangkap di alam biasanya bunting; hal ini kelihatan dari perut yang bengkak. Jika kita peroleh induk betina dari hasil penetasan kepompong dia perlu kawin sebelum bertelur supaya te1urnya subur. Untuk itu diusahakan jumlah jantan dan betina dikandang berseimbang – kalau kelebihan jantan baru betina-4etina yang ada akan dikejar terus sehingga stress dan tidak bertelur banyak. Betina yang lebih jinak akan dihasilkan dari penetasan kepompong karya penangkar sendiri.
Seperti dijelaskan di atas, keturunan kupu-kupu yang sudah ditangkar dapat berfungsi sebagai induk juga; jika demikian kita harus waspada menjaga tidak terjadi masalah lemah genetika. Kupu-kupu yang sering ’kawin dalam’ (dengan saudaranya sendiri) akan lemah, kecil, dan mudah kena penyakit. Untuk mencegah tidak terjadi demikian, diusahakan agar sering dimasukkan stock induk baru berupa betina ataupun jantan yang ditangkap dari alam.
Bisa juga dilakukan kawin buatan. Dalam teknik ini kelamin dari jantan dan betina digosok satu sama lain sampai kelamin melekat, kemudian kupu-kupu sepasang dibiarkan bersambung selama beberapa jam sampai perkawinan selesai. Kadang-kadang bisa mempermudahkan proses ini jika kelamin betina dikorek kuku dulu agar lebih terangsang. Teknik kawin buatan ini biasanya dipakai dalam upaya menghasilkan kawin silang antara dua jenis yang berbeda, terutama kupu-kupu besar dari keluarga Papilio atau Troides.
Selain penangkapan kupu-kupu dewasa, kita juga dapat memanfaatkan telur, ulat, dan kepompong dari alam sebagai sumber induk.
Fase Ulat
Fase ulat adalah fase pertumbuhan, dimana badannya dapat berkembang sebanyak 200 kali sejak menetas dari telur sampai masuk fase kepompong. Karena diletakan pada pakannya langsung, ulat tidak perlu berjalan jauh, cukup melekat pada daun dan batang pakan inang dengan mengunakan kaki sederhana dan kaki semu. Rahang ulat yang keras dipakai untuk mengunyah daun pakannya, dan sebagian besar isi badannya terdiri dari usus. Makanannya adalah daun tumbuhan yang spesifik bagi tiap jenis kupu-kupu, dan ulat-ulat tidak akan makan sembarang daun.
Selama masa berkembangnya, ulat akan mengganti kulitnya empat kali, kulit bekas akan dimakan karena mangandung zat-zat penting. Tiap tingkat pertumbuhan.dinamakan instar.
Lamanya fase ulat sangat tergantung pada jenis kupu-kupu, serta cuaca; berkisar antara 7- 40 hari atau lebih. Setelah cukup besar, ulat akan mencari tempat yang aman untuk beristirihat, dan akan mengantungkan diri menggunakan beberapa benang sutera, kemudian mengganti kulit menjadi kepompong (krysalis/pupa).
Pengelolaan telur
Adapun beberapa cara memperoleh telur dari kupu-kupu betina yang bunting.
Secara alami – dimana kupu-kupu dilepaskan ke dalam kandang agar dia bisa terbang, minum, dan bertelur seperti di alam. Pada prinsipnya kandang yang semakin besar semakin baik, tetapi kandang berukuran 5 meter panjang, 3 meter lebar, dan 2,5-3 meter tinggi akan cukup bagai kebanyakan jenis kupu-kupu. Tiang kandang dibuat dari pipa, kayu balok, atau kayu bulat. Bahan dinding yang terbaik adalah kain khasar hitam seperti umum dipakai petani untuk jemur coklat, atau peternak ikan. Kain ini akan tahan tiga tahun atau lebih, dibandingkan dengan kawat yang tidak akan tahan sampai dua tahun, dan lagi mahal.
Isi kandang ditanami pohon sampai suasana rimbun, dengan adanya banyak bunga sebagai tempat isap kupu-kupu dewasa. Bunga yang cocok adalah kumis kucing (Orthosiphon sp), Tembelekan (Lantana camara),dll. Penting sekali ada sumber air dekat karena kupu- kupu akan lebih tahan jika kandang tetap lembab – sebaiknya kandang disiram sekali sehari.
Letak kandang sebaiknya supaya kandang kena matahari pada pagi hari, tetapi ada juga tempat sombar menjelma panas siang; tidak kena angin keras; dan tidak dapat dicemari pestisida. Untuk mencegah masalah hama usahakan tidak ada celah supaya tikus, kadal, dan cicak tidak bisa masuk dan hindari tempat banyak semut merah (’laga’). Di perusahan penangkaran kupu-kupu besar, dasar kandang dilantai beton, dengan ada parit air sekililingnya untuk menghindari serangan semut. Bagi penangkar tingkat desa bangunan seperti ini hanya akan merepotkan dan sangat mahal.
Sang betina biasannya meletakkan telur pagi atau sore hari langsung pada tumbuhan pakan inang yang lunak atau segar. Agar mudah mengumpulkan telurnya nanti, sebaiknya ditnaruh satu pohon tumbuhan saja; pohon ini dapat disediakan dalam polibag atau ditanam langsung. Jika kupu-kupu tidak bertelur pada pohon teresbut, dapat dicoba di beberapa tempat, ataupun diangkat lebih tinggi, sampai diketemukan kesukaan kupu-kupu yang diminati. Dalam keadaan begini, diusahakan kumpulkan semua telur minimal dua kali sehari untuk mengurangi serangan parasit. Kalau ada waktu, paling baik tiap tiga jam.
Kadang-kadang kita akan ketemu kupu-kupu yang tidak suka bertelur di kandang biarpun sudah berapa ekor diuji. Ada dua cara untuk mengatasi masalah ini. Induk dapat disimpan ke dalam jaringan kecil yang penuh dengan potongan-potongan daun pakan inang sehingga terpaksa dia injak-injak daun tersebut dan terangsang untuk bertelur. Lebih baik lagi simpan beberapa ekor induk yang akan saling menganggu sehingga lebih sering injak pakan inang dan upaya kita lebih berhasil. Satu cara yang mirip adalah jika induk bersama sepotong daun inang ditutup dalam tas plastik bening. Dalam kedua kasus ini, induk betina mesti diberikan minumnn tambahan berupa air gula (lihat Kotak Informasi X) dua kali sehari.
Telur yang diperoleh boleh diambil sendiri-sendiri atau bersama dengan sepotong daun dimana telur diletakkan. Kemudian dapat disimpan dalam kotak keci1, dan simpan ditempat yang aman dari gangguan semut atau hama lain, dan tidak kena ca4aya mata4ari langsung. Ketika ulat menetas setelah 5-12 hari berikan waktu untuk makan kulit telurnya, kemudian dapat diangkat secara seksama dengan memakai kuas halus, atau sepotong daun inang yang lunak.
Pemeliharaan ulat (larva)
Dasar pemeliharaan ulat selanjutnya yaitu memberikan pakan berupa daun inang yang segar dalam jumlah yang cukup, menjamin kebersihan dan kesehatan, dan menjaga agar tidak terjadi serangan hama yang dapat menghabisi ulat-ulat peliharaan. Dibawah ini digambarkan beberapa cara untuk memelihara ulat, yang dapat disesuaikan 6engan kebutuhan masing-masing jenis kupu-kupu yang ditangkar.
I Alamiah
Dimana tidak terdapat banyak hama atau parasit ulat kupu-kupu, cukup ditanam pakan inang seoara berkelebihan di halaman rumah peternak atau dalam kandangnya. Sumber telur adalah induk kupu-kupu yang ada di lingkungan sekitar, atau yang terbang bebas di dalam kandang. Kegiatan peternak yaitu pengamatan secara periodik untuk mengatasi masalah-masalah yang munoul, kemudian mengambil kepompong ketika suda4 siap dipanen.
Teknik penangkaran tanpa sangkar ini, yang sering disebut ’ranching’, kurang cocok untuk kebutuhan kepompong hidup karena bisa terjadi infeksi dengan parasit, tetapi lebih baik bagi upaya kupu-kupu mati (spesimen).
II Pembungkus Semi Alamiah
Cara paling sederhana untuk menghindari serangan hama dan parasit yang ganas itu, adalah jikalau sepotong pohon pakan inang dibungkus dengan kain khasa yang halus (XX lubang per senti). Berbentuk sarung, satu ujungnya diikat ketat pada cabang pohon kemudian ujung lainnya diikat setelah ulat diletakkan ke dalamnya. Jumlah ulat tidak perlu banyak, cukup 10 – 20 ekor, sesuai dengan jumlah daun yang tersedia. Tiap 4erapa hari kain dapat dibuka untuk membuang kotoran ulat yang terkumpul. Untuk menghindari hama, sebaiknya daun-daun diperikisa sebelum dibungkus dan dibersihkan dari pemangsa seperti laba-1aba atau semut. Jika bagian cabang pohon dibawah bungkusan dicet dengan oli bekas atau lem tikus, maka semut tidak akan menganggu.
III Pot Pembungkus
Dengan cara ini, tumbuhan yang telah disediakan dalam koker atau pot dibungkus dengan kain halus. Sebaiknya kain tidak menyentuh tumbuhan di dalamnya, karena gigitan tikus dan kadal dapat tembus! Pot yang dibungkus bisa berdiri dalam bak air atau oli untuk mencegah serangan semut, ataupun digantung untuk menghemat tempat.
Sama hal dengan cara diatas, sebaiknya ulat tidak terlalu padat. Kalau persediaan daun akan habis, ulat bisa dipindahkan ke pot baru, yang kemudian dibungkus lagi. Keuntungan dengan memakai kedua cara tersebut diatas yaitu penangkar tidak terlalu repot menyediakan daun segar, namun persediaay tumbuhan dalam pot harus cukup banyak.
IV Kotak Pemeliharaan
Pola penangkaran ini lebih intensif, dan perlu lebih banyak perhatian penangkar. Pakan ulat berupa kokeran atau potongan-potongan daun diletakkan dalam kotak pemeliharaan, kemudian dimasukkan ulat. Daun yang disediakan harus segar, bersih, dan bebas dari hama. Jika ranting ditancap ke dalam air daun akan lebih tahan, namun perlu dicegah agar ulat tidak turun dan tenggelam di dalam air. Daun yang layuh perlu diganti, biasanya sekali sehari, agar ulat selalu dapat makanan yang segar; kalau hal ini tidak diperhatikan ulat akan kelaparan sehingga kepompong yang dihasilkan kerdil dan tidak laku dijua1.
Dasar kotak sebaiknya dilapisi dengan kertas koran, agar kotoran keras dan encer dapat dibuang tiap hari. Bagaimanapun, kebersihan harus diutamakan demi upaya mencegah penyakit virus atau bakteri. Setiap selasai dipelihara satu generasi, sebaiknya kotak dikosongkan, kemudian dicuci dengan larutan pemutih (Bayklin).
Kotak pemiliharaan ini tidak boleh kena sinar matahari 1angsung. Kalau terlalu panas bisa dispoit embun air bersih dengan memakai sprayer yang khusus (jangan yang bekas dipakai untuk pestisida!) asal ulat tidak disiram basah-basah.
Kentungan memakai sistem ini adalah bahwa pakan dapat diambil dari alam jika belum cukup persediaan peternak sendiri; kerugiannya adalah menyita waktu untuk penggantian daun tiap hari. Tidak semua jenis ulat bisa terima pakan yang dipotong.
V Kotak Plastik
Jika sepotong daun diletakkan ke dalam kotak plastik yang kemudian ditutup rapat, daun itu akan tahan segar beberapa hari. Hal ini dapat dimanfaatkan jika diisi pula satu atau beberapa ekor ulat, yang kemudian cuma perlu perhatian jika daun sudah mulai habis. Kebersihan sangat penting – dasar kotak harus dialas dengan kertas tisu atau kertas koran untuk menyerap kelembaban, dnn kertas diganti tiap hari. Suatu para-para kecil dapat berfungsi untuk mengangkat ulat dari dasar kotak sehingga tidak kena kotoran yang ada. Penting sekali kotak plastik tidak ditaruh di cahaya mata hari karena ulat akan cepat mati kepanasan.
Tidak semua jenis dapat ditangkar dengan perilaku ini, namun polanya dapat dijadikan pedoman dalam upaya mengamati perkembangan ulat bagi kupu-kupu yang baru ditemukan, dan pakannya sangat terbatas. Bermanfaat juga bagi ulat yang baru menetas, dirawat sampai cukup besar untuk terima perilaku lainnya.
Masa Kepompong
Ulat yang sudah cukup besar akan merubah menjadi kepompong. Ulat tersebut akan berhenti makan beberapa waktu, kemudian berjalan sekeliling kandangnya mencari tempat cocok untuk bergantung. Untuk itu dapat disediakan potongan ranting-ranting. Cara mengantung yaitu dengan ikatan sutra pada ujung pantat, dan juga ikatan dada untuk ulat jenis Papilionidae.
Setelah bergantung 1-2 hari, ulat untuk terakhir kali ganti kulit menjadi kepompong. Kepompong dibiarkan mengeras beberapa waktu, kemudian dapat dipetik. Bukan semua kepompong akan jadi sempurna: kepompong yang baik adalah yang besar, segar, dengan warna baik; kepompong yang hidup bisa bergerak kalau dikorek. Kepompong yang tidak baik adalah yang kerdil, bernoda hitam, mengeluarkan cairan, luka atau bengkok, berbau, berjamur, atau memanjang perut. Peternak sendiri dengan cepat dapat mengetahui hal ini jika melakukan penetasan pada kepompong yang dihasilkan.
Dapat disaksikan bahwa warna kepompong jenis Papilio bervariasi antara hijau dan coklat. Hal ini bukan dampak kelamin atau jenis, malahan tergantung pada posisi letak kepompong – jika pada bahan yang halus kepompong akan hijau, jika pada bahan yang kasar maka coklat kepompongnya.