Sabtu, 30 Maret 2013

PEDOMAN BUDIDAYA BURUNG WALET

CARA BUDIDAYA BURUNG WALET

Burung Walet terkenal dengan sarangnya yang sangat mahal.  Sehingga orang pun rela bertaruh nyawa untuk memanen sarang burung walet di goa-goa karang terjal berbatu di tepi samudra yang ganas.  Layaknya berburu harta karun yang bernilai tinggi, seperti yang kita lihat di televisi di goa karang bolong Kebumen Jawa Tengah.  Selain di dapatkan dari alam, sarang burung walet sudah banyak yang di suplai dari hasil peternakan walet.  Tentu saja untuk beternak burung walet anda harus punya pengetahuan yang cukup dan punya hoki agar sarang yang sudah mahal-mahal dibangun ditempati burung walet.  Untuk berhoki dengan burung walet tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi.
Berikut ini adalah teknik budidaya burung walet dimulai dengan sejarah singkat burung walet, sentra budidaya burung walet, jenis-jenis burung walet, manfaat burung walet, persyaratan lokasi budidaya burung walet, pedoman teknis budidaya burung walet, hama dan penyakit burung walet dan lain-lain.

1. PENGANTAR

Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.

2. SENTRA PETERNAKAN BURUNG WALET

Sentra Peternakan burung walet tersebar di Indonesia karena saat ini sudah banyak pengusaha burung walet yang berhasil.  Hampir di setiap kota anda bisa menjumpai sarang burung walet yang dibangun masyarakat. Namun agar anda tidak terjebak masalah di kemudian hari sebaiknya lengkapi dengan ijin gangguan alias HO dari pemda setempat juga dengan SPPL dari Badan Lingkungan Hidup setempat. 

3. JENIS

Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacalia fuciphaga

4. MANFAAT

Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.

5. PERSYARATAN LOKASI

Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:

Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.
 
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA WALET

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:

Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.
 
Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m
2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
Pembibitan
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.
Perawatan Bibit dan Calon Induk
Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.

Memilih Telur Walet
Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :

Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai
kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dengan peneropongan.
Membawa Telur Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.
Penetasan Telur Walet
Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta mencari makan.
Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15
hari telur akan menetas.
Pemeliharaan
Perawatan Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.
Sumber Pakan
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:

menanam tanaman dengan tumpang sari.
budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
membuat kolam dipekarangan rumah walet.
menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.
Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.
 
7. HAMA DAN PENYAKIT

Tikus
Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman.
Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur.
Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna.
Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.
Cicak dan Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet.
Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.
 
8. PANEN

Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:

Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Adapun waktu panen adalah:

Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.
 
9. PASCAPANEN

Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA WALET

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun 1999:

Modal tetap
Gedung Rp. 13.000.000,-
Renovasi gedung Rp. 10.000.000,-
Perlengkapan Rp. 500.000,-
Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,-
Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp. 391.667,-
Modal Kerja
Biaya Pengadaan
Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 100.000,-
Makan Rp. 50.000,-
Biaya Kerja
Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp. 15.000,-
Panen Rp. 20.000,-
Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,- Rp. 685.000,-
Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi
Modal tetap Rp. 13.500.000,-
Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,-
Jumlah modal Rp. 14.185.000,-
Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :
sarang burung walet menghasilkan 1 kg
sarang burung sriti menghasilkan 15 kg
untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :
sarang burung walet 4 kg
sarang burung sriti 60 kg
untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :
sarang burung walet 20 kg
sarang burung sriti 300 kg
Biaya produksi
Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp. 391.667,-
Biaya tidak tetap Rp. 685.000,-
Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,-
Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp. 67.292,-
Penjualan
sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,-
sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,-
Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun

sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,-
sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,-
Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,-
Break Even Point
Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,-
Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp. 64.600.000,-
Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,-
Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp. 5.590.000,-
.BEP 232.919
Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)
 
Peluang Budidaya Walet
Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.

Jumat, 29 Maret 2013

MENGENAL BURUNG WALET DAN DISTRIBUSINYA

Ada enam jenis walet di Asia Tenggara tetapi hanya dua spesies memproduksi sarang burung bernilai komersial untuk dimakan. Walet tersebut adalah Walet sarang putih  (Aerodramus fuciphagus) dan  walet sarang hitam (Aerodramus maximus). Indonesia sendiri adalah produsen terbesar dari sarang burung walet di seluruh dunia.

Karakteristik burung walet yang sarangnya dapat dimakan adalah:

Bergerak terbang cepat dari suku Apodidea  ukuran kecil yang bertengger dan bersarang di dalam gua.
Kedua spesies burung ini bukan burung migran. Burung Walet  hanya dapat ditemukan di Asia Tenggara saja.  Memiliki warna kusam, gelap coklat kehitaman , bagian atas dan abu-abu-coklat hamster, mata besar dan gelapdan sepasang kaki pendek dan lemah tidak dapat berjalan hanya untuk bertengger di sarang.
Jantan dan betina tidak bisa dibedakan terlihat sama.
Menghabiskan seluruh waktu di udara ketika tidak bersarang (karena lemah kaki).
Navigasi dalam kegelapan total menggunakan echolocation.

Makanan : Serangga-serangga  udara dan arthropoda.

Mensekresikan sarang semen dari sepasang kelenjar sublingual terletak bawah lidah (sekresi ketan digunakan untuk membuat sarang).

Sabtu, 23 Maret 2013

TREND BURUNG KUTILANG JAMBUL

Kutilang jambul atau nama ilmiahnya Pycnonotus jocosus atau nama umumnya adalah Red-Whiskered Bulbul, saat ini merupakan burung kicauan yang lagi trend di beberapa negara seperti thailand, vietnam, singapura dan malaysia, bahkan mulai ngetrend  juga di Indonesia. Burung Kutilnag jambul punya penampilan dan warna telinga merah menyala yang menarik dan anggun. Dilihat dari cara berdiri yang tegak dan perilakunya yang kalem burung ini langsung menarik hati para penggemar burung kicauan. Di negara-negara tersebut burung kutilang Jambul sering dilombakan dan punya kelas tersendiri.
Kutilang jambul ini masih keluarga dekat dengan kutilang biasa ( Pycnonotus aurigaster), Cucakrowo (Pycnonotus zeylanicus), Trocokan (Pycnonotus goiavier).  Burung ini bukan burung asli di Indonesia, dan sampai saat ini belum dilaporkan keberadaannya di hutan alam indonesia. Burung Kutilang jambul habitat aslinya berada di Semenanjung Malaysia dan Thailand.
Makanan alami dari Kutilang Jambul adalah buah-buahan serta serangga, dan juga burung ini mempunyai sifat yang sangat percaya diri dengan gaya dan kicauannya yang sangat ramai serta berirama.
Jika anda tertarik untuk memelihara burung kutilang jambul ini, makanan yang dapat diberikan antara lain :
1. kroto (telur semut rangrang)
2. jangkrik
3. belalang
4. buah pisang
5. madu

6. Voer 
Untuk Kicauan Burung Kutilang Jambul dapat di lihat pada video dibawah ini: 

 

Rabu, 20 Maret 2013

CARA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN SIDAT DI KOLAM

CARA BUDIDAYA/PEMBESARAN  IKAN SIDAT Di KOLAM
Secara Umum, pembudidayaan ikan sidat ada 3 tahapan, yaitu :
1. Tahap Pendederan I,
2. Tahap Pendederan II
3. Tahap Pembesaran.
Adanya tahap budidaya ini dimaksudkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan sidat. Sampai saat ini belum ada rekayasa teknologi pembenihan ikan sidat. Sehingga stok benih ikan sidat  masih harus mengandalkan hasil tangkapan dari alam.  Benih Ikan sidat ini warnanya masih transparan sehingga disebut glass eel.  Benuknya sudah panjang mirip ikan sidat tapi dalam ukuran mini.

Tahap Pendederan I. 
Tahap pendederan merupakan tahap pengenalan dan sekaligus adaptasi awal benih ikan sidat dari alam supaya dapat dipelihara dalam ekosistem buatan dan pakan yang homogen atau pakan buatan. Pemeliharan pada tahap ini bertujuan untuk memelihara glass ell sampai menjadi benih ikan sidat berukuran elver.
Setelah tahap pendederan I dilakukan maka elver sudah bisa masuk ke tahap pendederan selanjunya yaitu tahap pendederan II.
Glass ell yang dipelihara umumny dari jenis A. bicolor dan A. marmorata. Glass ell untuk jenis A. bicolor berasal dari pantai selatan Jawa sedangkan A. marmorata berasal dari Poso Sulawesi Tengah dan Tatelu. Berat glass ell yang ditebar berukuran 0,17 gr/ekor dengan kepadatan untuk setiap tempat pemeliharaan 6 ekor / liter air.

Penebaran glass ell dilakukan sesegera mungkin setelah glass ell diterima di tempat pemeliharaan. Dirsarankan untuk melakukan transportasi pada malam hari untuk mengurangi stress oleh tingginya suhu lingkungan selama transportasi apabila dilakukan pada siang hari. Sebelum ditebar ke dalam tempat pemeliharaan glass ell harus diaklimatisasi terlebih dahulu.. Perlakuan tersebut bisa dilakukan dengan cara menempatkan plastik packing sehingga mengapung di atas air media pemeliharaan.

Tahap Pendederan II 
merupakan tahap persiapan untuk menghasilkan sidat ukuran fingerling (10 gr/ekor) dan selanjutnya siap di pelihara pada tahapan pembesaran.

Tahap Pembesaran
Tahapan terakhir dari kegiatan budidaya ini adalah pembesaran. Tahapan pembesaran bertujuan untuk memperoleh ikan sidat ukuran konsumsi (> 200 gr/ekor).

Tempat pemeliharaan yang digunakan adalah bak beton dengan dimensi 2 x 5 x 1,8 m3 dengan air media yang digunakan hanya 5 m3. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan sistem aerasi sedang, sistem air mengalir. Air media pemeliharaan berasal dari tandon air sumur artesis yang dialirkan memalui paralon ke dalam bak pemeliharaan. Volume pergantiian air sebanyak 300 % per hari. Pada bagian atas bak ditutupi oleh terpal untuk menjaga suhu air pada kisaran 29 - 31 derajat Celcius .

Selasa, 19 Maret 2013

POTENSI BISNIS BUDIDAYA IKAN SIDAT

Ikan sidat atau sogili mempunyai banyak keunggulan yang tidak dipunyai ikan lain.  Tekstur daging ikan sidat yang lembut dipercaya bisa menjadi obat untuk berbagai penyakit. Kalau anda mengalami gangguan penyakit kulit, konsumsi ikan sidat ini layak dicoba.

Di Negara-negara seperti Jepang dan Eropa, ikan sidat sangat disukai karena punya kandungan protein tinggi, terutama vitamin A.  Dari hasil penelitian, ditemukan Kandungan vitamin A Ikan sidat 45 kali lipat dari kandungan vitamin A susu sapi.   Kandungan vitamin B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi. Kandungan vitamin B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi.   Jika dibanding dengan ikan salmon atau ikan salem, Kandungan DHA (Decosahexaenoic acid) Ikan sidat, sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Masih banyak lagi kandungan zat ajaib yang terkandung dalam tubuh sidat. Tak heran, di Eropa, Amerika, Taiwan, dan Jepang, konsumsi ikan sidat cukup tinggi dibanding di negara kita yang masih jarang orang makan sidat.

Dari sisi pasaran dunia, kebutuhan dunia akan Ikan Sidat saat ini sekitar 300.000 ton pertahun. Khusus di Jepang sendiri saja permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun.  Dari 18 spesies sidat di dunia, tujuh di antaranya ada di Indonesia. Para ahli menduga, nenek moyang ikan sidat ini berasal dari perairan Sulawesi.
Menu makanan Ikan Sidat dikenal dengan Unagi,  termasuk makanan berkelas di restoran Jepang,  sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting .  Karenanya yang terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti Mitsui, Marubeni, Sasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama bila pemasok mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton pertahun.
***

Senin, 18 Maret 2013

IKAN SIDAT BERNILAI EKONOMI TINGGI

Ikan Sidat alias Moa dan di Sulawesi dikenal dengan ikan Sogili , merupakan ikan yang hidup di air tawar dan air laut kayak ikan salmon. Bedanya kalau ikan salmon bertelur di hulu sungai dan besar di laut, tapi kalau ikan sidat dia bertelur di laut dan besar di sungai atau danau.
Potensi pasar ikan sidat di dunia sangat besar dan masih kurang pasokan. Pemesan utama ikan sidat antara lain Taiwan, Hongkong, Jepang, China dan beberapa negara Eropa. Ikan sidat mempunyai nilai ekonomis tinggi dan di negera-negara itu menjadi menu makanan yanglumayan  mahal.  Di Taiwan dan Jepang misalnya, harga ikan sidat yang masih hidup konon bisa mencapai Rp350.000/kg.
Ikan Sidat secara umum adalah kelompok ikan berbentuk tubuh mirip ular dari Ordo Anguilliformes yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut namun ada pula yang hidup di air tawar.  Bentuk tubuh ikan sidat menyerupai belut sawah, panjang dapat mencapai 50-125 cm, sirip punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor, sisik sangat kecil yang terletak di dalam kulit, kepala lebih panjang dibandingkan jarak antara sirip punggung dengan anal. Sidat mempunyai sifat katadromus yaitu masa menjelang dewasa ikan sidat hidup di air tawar kemudian bermigrasi untuk bertelur atau berkembang biak di air laut. Ikan ini toleran terhadap salinitas, temperatur dan tekanan yang berbeda-beda.
Di Negara kita mungkin ikan sidat ini jarang dijumpai di pasar, dan belum umum dikonsumsi.  Di sekitar perairan Indonesia setidaknya dikenal ada tujuh spesies ikan sidat yaitu : Anguilla celebensis dan Anguilla borneensis, yang merupakan jenis endemik di perairan sekitar pulau Kalimantan dan Sulawesi, Anguilla interioris danAnguilla obscura yang berada di perairan sebelah utara Pulau Papua, Anguilla bicolor pasifica yang dijumpai di perairan Indonesia bagian utara (Samudra Pasifik), Anguilla bicolor pasifica yang berada di sekitar Samudra Hindia (di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa), sedangkan Anguilla marmorata merupakan jenis sidat kosmopolitan yang memiliki sebaran sangat luas di seluruh perairan tropis (Sarwono, 2000).

Minggu, 17 Maret 2013

MEMELIHARA BURUNG PUTER / DEDERUK JAWA

Burung Puter atau juga dikenal dengan naman Dederuk jawa (Streptopelia bitorquata) adalah spesies burung dalam keluarga Columbidae (Merpati-Merpatian).  Jenis ini mempunyai distribusi yang tidak merta , Dijumpai di Filipina dan Kepulauan Indonesia dari Jawa hingga Timor Leste, tapi tidak ada di Kalimantan atau Sulawesi. Burung Puter  telah diintroduksi hingga Guam dan Kepulauan Mariana Utara, namun populasi di Guam telah berkurang dengan adanya introduksi ular coklat pohon.
Habitat alam dederuk jawa adalah hutan dataran rendah subtropis atau hutan dataran rendah tropis yang lembab dan hutan bakau subtropis atau hutan bakau tropis.




Ciri-Ciri yang paling mudah dikenal adalah adanya kalung hitam putih pada bagian lehernya.  Tubuh berukuran sedang (30 cm). Ekor panjang. Tubuh warna coklat kemerah-jambuan. Mirip Tekukur biasa. Perbedaan antara tekukur biasa dengan dederuk jawa adalah warna kepala lebih abu-abu. Bercak hitam pada sisi leher bertepi putih. Tidak berbintik putih. Bagian tengah membujur bulu ekor berwarna coklat. Kedua sisi bulu ekor abu-abu dengan tepi agak putih. Iris jingga, paruh hitam dengan pangkal merah, kaki merah keunguan. Suaranya adalah "Kuk Gerukk-kook"

Penulis punya satu burung puter ini dan rajin bersuara meski tengah malam. Dan anggungannya khas ini membuat dederuk juga banyak di pelihara masyarakat kita.  Disamping itu harganya juga reltif murah.  Untuk makanan sehari-hari penulis memberikan beras ketan, jagung dan kadang-kadang voer.  Meski dengan pakan yang minimalis ini, burung Puter penulis tetap rajin bersuara.

Jumat, 15 Maret 2013

CARA MEMELIHARA KURA-KURA BRAZIL

Salah satu jenis kura-kura air yang populer dimiliki masyarakat adalah kura-kura brazil. Kura-kura brazil juga dikenal sebagai kura-kura red-ear slider atau latinnya Trachemys scripta elegans.  Kura-kura ini merupakan hewan asli daerah selatan Amerika Serikat dan sekarang telah ditemukan di banyak tempat di dunia. Ukuran tubuh dapat mencapai 30 cm panjangnya. Di alam bebas, kura-kura ini dapat hidup sampai 20 tahun, tetapi dalam penangkaran dilaporkan bisa hidup sampai 40 tahun.

Ciri-Ciri : Berwarna hijau tua dengan garis garis kuning dan memiliki bercak merah pada setiap sisi di kepalanya. Kura-kura ini dapat mudah dibedakan oleh rahang bawah nya yang lebih bulat dibanding jenis pseudemys yang lebih kotak. Jari-jari kaki belakangnya dihubungkan oleh selaput seperti bebek karena mereka hewan air.

Pemeliharan Dalam Ruangan (Indoor)

Bentuk akomodasi dalam ruangan yang paling berguna adalah aquarium. Untuk anakan kura-kura, kedalaman air dianjurkan antara 7,5 cm sampat 15 cm dengan batu batuan untuk daerah kering untuk berjemurnya. Ukuran aquarium yang sesuai untuk anakan adalah 60 cm atau 75 cm x 30 cm. Waktu kura-kura telah tumbuh besar, habitatnya pun harus diganti yang lebih besar.  Kura-kura brazil adalah perenang yang baik jadi kedalaman air tidak menjadi faktor penting setelah mereka dewasa. Kedalaman 20 cm sampai 60 cm cukup untuk kura-kura antara 10 cm dan kura-kura dewasa.
Air

Kualitas air sangat penting bagi kura-kura air. Banyak masalah yang terjadi pada kura-kura air dapat dihindari jika pemelihara memanfaatkan sedikit waktu dan uang untuk merancang dan membeli sistem filter untuk kura-kuranya. Untuk kura-kura dewasa, kami menganjurkan untuk menggunakan filter tabung(canister) sebab mereka mudah dibersihkan dan memberi kualitas filter air yang baik. Anakan kura-kura mungkin agak sukar karena airnya yang dangkal. Maka dari itu spon filter atau powerhead filter dapat digunakan untuk air yang dangkal. Sering mengganti air menjadi suatu keharusan atau kewajiban.

Lampu
Lampu reflector sebaiknya dipakai sebagai fasilitas jemur (basking). Reflector ini sebaiknya diposisikan untuk menyediakan basking spot 32 derajat Celcius pada satu daerah di habitatnya. Habitatnya juga sebaiknya dilengkapi dengan lampu fluorescent spektrum penuh untuk memberikan UVB. Sumber UVB diperlukan untuk sintesa Vitamin D3 yang diperlukan dalam metabolisma kalsium. Lampu Mercury Vapor juga dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan akan kehangatan dan sinar UV. Tanaman air atau tanaman plastik dianjurkan untuk memberikan rasa aman dan tempat persembunyiannya.

Pemeliharaan Luar Rumah (Outdoor)
Habitat anti pemangsa memberikan bermacam keuntungan dibanding akomodasi dalam ruangan dan sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan di cuaca yang hangat.
Kolam dapat dibuat di lingkungan yang aman untuk membuat habitat luar rumah lebih nyaman. Kolam yang lebih besar dapat memakai filter untuk memberikan tempat tinggal yang spetakuler bagi kura-kura anda.

Makanan
Hati-hati jangan memberi makan yang berlebihan. Untuk kura-kura dewasa dianjurkan hanya memberi makanan 2 sampai 3 kali perminggu dan setiap hari atau setiap dua hari untuk kura-kura anakan yang sedang tumbuh cepat. Slider akan mengkomsumsi sayuran, sayuran hijau seperti green mustard, turnip hijau, dandelion, bayam, wortel, zucchini dan tanaman air seperti duckweed, water lettuce, water hyacint dsb. Mereka juga mengkonsumsi serangga, cacing, dan ikan. Banyak makanan kura-kura komersial yang ada di pasaran sudah menjadi makanan yang sangat baik untuk kura-kura slider.
Suplemen

Suplemen kalsium tambahan sangat penting. Kalsium bubuk dapat ditaburkan di makanan. Pemeliharan dianjurkan menggunakan suplemen kalsium dengan vitamin D3 jika hewannya dipelihara dalam ruangan(indoor) dan kalsium tanpa vitamin D3 jika dipelihara di luar rumah(outdoor). Penyediaan tulang sotong(cuttlefish bone) juga dianjurkan untuk dapat digerogoti.

Minggu, 10 Maret 2013

GELATIK BATU YANG MUDAH DIPELIHARA

Meski namanya sama-sama gelatik, Burung gelatik batu tidak ada hubungan kerabat dengan burung gelatik jawa.  Kalau gelatik Jawa adalah sebangsa burung pipit atau bondol, yang makanannya biji-bijian sedangan gelatik batu makannya serangga kecil.  Burung gelatik batu perawakannya kecil dan punya kicau bagus yang tidak kalah dengan burung kicauan jenis lainya, Burung Gelatik Batu punya ciri khas unik dan mudah dikenali. Hal yang membuat burung ini cepat populer adalah perawatan yang relatif mudah, sifatnya yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, serta suaranya yang cocok sebagai  master bagi burung-burung berkicau lain semacam kenari.

Dari sisi klasifikasi biologi, gelatik batu termasuk dalam genus Parus. Kalau gelatik batu memiliki nama ilmiah Parus major dalam bahasa inggris dikenal sebagai Coal Tit. Saat ini yang ramai dipasaran adalah sub spesies dari gelatik batu yang dikenal dengan Gelatik wingko yang nama ilmiahnya adalah Parus major minor. Gelatik wingko ini adalah salah satu dari 34 subjenis dari gelatik batu di seluruh dunia.

Deskripsi : 
Tubuh berukuran kecil kira kira kurang lebih 13 cm. warna tubuh burung ini berwarna hitam, abu-abu dan putih, pada areal kepala dan kerongkongan berwarna hitam serta terdapat bercak putih disisi muka. terdapat strip putih pada sayapnya.  Perbedaan pada burung gelatik batu jantan adalah terletak pada  garis hitam yang melingkari leher memanjang ke dada sampai ekor. Sedang kan pada betina garis hitam tersebut hanya sampai dada saja, Sangat mudah bukan untuk dapat membedakan burung jantan dan betina kususnya untuk para pemula? pada burung gelatik batu muda juga sudah terdapat ciri garis hitam ini khususnya pada burung pada jantanya walaupun warna tersebut agak samar. Jadi walau kita mendapatkan bakalan muda hutan dapat langsung membedakan antara burung betina atau burung jantan.
Burung jenis ini memiliki pembawaan energik dan lincah, aktif bergerak naik turun di pucuk pohon atau areal tanah. burung jenis ini diketahui senang berburu dalam kelompok/koloninya atau berpasangan, dialam liar jenis burung tersebut memakan berbagai jenis serangga. Umumnya burung jenis ini berkembang biak pada bulan april-juni.
 
PERAWATAN BURUNG GELATIK BATU RELATIF MUDAH

          Burung ini dikenal sangat mudah dipelihara dan tidak gampang stress. Untuk perawatan harian burung gelatik batu hanya cukup dimandikan dengan disemprot dengan air lalu dijemur. Kemudian untuk melatih mentalnya cukup dengan sering di gantung dengan burung lainya seperti ciblek atau burung dengan ukuran yang hampir sama agar mendapatkan variasi suara yang cukup bervariasi . Untuk memancing agar rajin berkicau lebih baik lagi dengan burung yang sudah gacor. Satu kekurangannya, Burung ini tidak begitu pintar meniru suara burung lainnya. Pada awalnya gelatik batu dipelihara untuk mastering burung kicau yang sudah populer seperti kacer ,murai batu, anis dan lain-lain

MAKANAN BURUNG GELATIK BATU

          Pakan yang dapat di berikan kepada burung gelatik batu jika burung tersebut sudah memakan voer halus bisa juga diberikan ulat kandang , ulat hongkong maupun jangkrik yang berukuran kecil bisa diberikan tiap hari agar menambah birahi burung tersebut supaya dapat berkicau, Apabila sudah rajin berkicau berikan kroto tiap 2 hari sekali.

Kamis, 07 Maret 2013

CARA BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR

Ikan Bawal air tawar, memang bukan ikan asli Indonesia tapi jenis ikan introduksi dari negeri sepakbola brasil.  Tujuan dari introduksi ikan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan di tanah air.
Ikan bawal termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia seperti halnya ikan lele, ikan mujair dan nila, ikan mas dan gurame.  Ikan Bawal  relatif tidak terlalu sulit untuk membudidayakannya karena secara alami ikan bawal tawar termasuk ikan yang mudah beradaptasi. 
Ikan bawal yang telah tersebar dan berkembang serta dikenal oleh masyarakat Indonesia termasuk jenis (species) Colossoma spp. Yaitu Colossoma macropomum dan Colossoma bracipomum. Kedua jenis ikan bawal ini mirip atau identik dengan jenis (spesies) ikan bawal yang disebut Cachama (Colossoma oculus) yang berkembang dan hidup di Amerika dan Venezuella. (Ostergaard 2009). Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan  berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (Omnivora), ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik, disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan gurami dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi sehingga produksinya tiap tahun semakin meningkat (Chobiyah 2001).  Klasifikasi ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) menurut Saanin (1968) adalah sebagai berikut :
Filum               :  Chordata
Kelas               :  Pisces
Ordo                :  Cypriniformes
Famili              :  Characidae
Genus              :  Colossoma
Spesies            :  Colossoma macropomum
Morfologi ikan bawal air tawar dari arah samping tubuh membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Ikan bawal air tawar  memiliki bentuk tubuh pipih dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh   4:1. Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah. Warna tubuh ikan bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih (Haetami 2009). Harga ikan ini dalam ukuran konsumsi berkisar Rp.12.000-15.000 per kilogram. Ikan bawal air tawar merupakan salah satu jenis ikan air tawar tropis yang memiliki pyloric caeca Bezerra et al. (2001).


Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan oleh masyarakt.

KEUNGGULAN IKAN BAWAL:
- Pertumbuhannya cukup cepat
- Nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya yang condong lebih banyak makan dedaunan
- Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi perairan yang kurang baik
- Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir mirip daging ikan Gurami

PERSIAPAN KOLAM PEMBESARAN
Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup.
1) Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering.
Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :
a. Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
b. Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama     kolam terendam.
c. Memungkinkan terjadinya pertukaran udara ( aerasi ) dipelataran kolam,dalam proses ini gas-gas oksigen    mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
2) Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
3) Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.
4) Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar
yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.
5) Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENIH.
1) Pemilihan benih.
a. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik.
b. Adapun ciri-ciri benih yang baik antara lain Sehat, Anggota tubuh lengkap, Aktif bergerak, Ukuran seragam, tidak cacat, Tidak membawa penyakit, jenis unggul.
2) Penebaran benih
Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

KUALITAS PAKAN DAN CARA PEMBERIAN PAKAN
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dergan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

PEMANENAN
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m.   Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.

SUMBER
Balai Informasi Penyuluh Pertanian Magelang, Departemen Pertanian,
http://www.deptan.go.id, Maret 2001.

Selasa, 05 Maret 2013

TEKNIK PEMBIBITAN IKAN MAS

Jika anda merancang usaha untuk pembibitan ikan mas untuk memenuhi kebutuhan stok bibit ikan mas, berikut ini cara pemijahan dan pembeniha ikan mas. Ikan Mas sendiri banyak dibudidayakan oleh masyarakat kita dan teknologi pembenihannya sudah sedemikian maju. 

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara tradisional, semi intensif dan secara intensif penuh. Dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka sudah banyak digunakan induk-induk yang berkualitas unggul.

Usaha pembenihan tidak lagi hanya bergantung pada kondisi alam, namun campur tangan teknologi dalam perikanan telah banyak membantu keberhasilan pembenihan, diantaranya adala pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembenihan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

    Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
    Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
    Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
    Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
    Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Sistem Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:

a. Sistim pemijahan tradisional

Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.

b. Sistem kawin suntik

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

Pembenihan/Pemijahan

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas adalah sebagai berikut:

    Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
    Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 oC.
    Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
    Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 m2.
    Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

Pemeliharaan Bibit Ikan/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 m2) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.

Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

Perlakuan dan Perawatan Bibit

Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.

Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.

a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.

b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

Pemupukan

Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

Pemberian Pakan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

Pemeliharaan Kolam/Tambak

Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

Sumber Literatur : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas


Jumat, 01 Maret 2013

Cara Mengembangbiakkan Burung Lovebird

Untuk mengembangbiakkan burung Lovebird, pertama kita harus punya Lovebird jantan dengan Lovebird betina, pastinya kalau jantan semua tidak bakalan burung lovebird kita akan berkembang biak. Dilihat dari segi fisik dan warna, burung lovebird agak susah untuk diketahui jenis kelaminnya. Cara yang paling jitu adalah dengan meraba kedua supit udang yang terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum dibawa ke dalam kotaksarang.

Burung Lovebird sudah bisa kawin setelah memasuki usia  7 bulan ke atas. Sebaiknya dipilih burung Lovebird yang sehat dan tidak cacat sebagai calon indukan dan berusia relatif masih muda kira-kira umur 1 tahun karena Lovebird yang sudah berumur diatas 3 tahun biasanya sudah tidak  produktif lagi. Untuk mendapatkan kriteria seperti diatas, sebaiknya kita langsung membeli dari peternak yang terpercaya jangan beli di pasar burung.

Untuk memacu cepat kawinnya burung lovebird, tambahkan asupan berupa kacang kwaci, tambahkan makanan extra berupa toge, jagung muda dan sawi. Ketiga jenis sayuran ini terbukti berguna untuk mendongkrak birahi Lovebird.
Sebaiknya beternak Lovebird secara individual bukan ramai-ramai satu kandang besar. Secara alami lovebird bersarang pada batang kayu yang berlubang.  Untuk 1 pasang Lovebird, bisa digunakan kandang dengan ukuran sekitar 80cm x 40cm x 40cm. Satu Kandang diisi satu pasang. Ini dilakukan supaya garis keturunan gampang dilacak sehingga suatu saat memudahkan kita untuk melakukan experiment dalam menghasilkan varian warna yang berbeda. Sediakan kotak sarang untuk bertelor dan mengeram. Contoh ukuran kotak sarang adalah = 15cm x 20cm x 25cm. Kotak sarang terbuat dari papan dengan ketebalan sekitar 2cm.

Umumnya Lovebird bertelur antara 4 – 6 butir dan menetas setelah dierami sekitar 21 hingga 23 hari. Kedua indukan, baik jantan maupun betina saling bergantian menyuapi anaknya. Pada saat berumur sekitar 6 – 8 minggu, anak burung mulai keluar dari kotak sarang. Setelah anak burung bisa makan sendiri, segera pindahkan mereka ke sangkar lain sehingga indukannya bisa kembali melakukan siklus reproduksi.

Adakalanya indukan Lovebird tidak mau mengasuh anakannya. Jika kita menemukan kasus seperti ini, tidak ada cara lain kecuali harus diangkat dan disuapi sendiri. Siapkan kotak berukuran kira-kira 40x40x40cm yang didalamnya terdapat lampu bohlam 5 watt yang berfungsi sebagai penghangat. Anak Lovebird harus disuapi setiap 2 jam sekali. Makanan yang paling sesuai pada masa tersebut adalah bubur susu untuk bayi. Campurkan bubur susu dengan air matang (hangat-hangat kuku), lalu gunakan sendok untuk menyuapi anak burung. Tingkat kekentalan makanan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak burung. Semakin bertambah usianya, semakin kental bubur susu yang diberikan. Setelah berumur 3 – 4 minggu, kita sudah boleh mulai memperkenalkan jenis makanan lain seperti sayuran, buah-buahan dan millet.