Rabu, 28 Agustus 2013

Cara Budidaya Cacing Tanah Secara Mudah Dalam Kotak Bekas

Cacing Tanah banyak dipergunakan sebagai bahan makanan ternak, umpan memancing, penghasil pupuk organik dan bahkan sebagai bahan baku obat penyakit typhus. Budidaya Cacing Tanah tidak memerlukan teknologi tinggi dan bisa dilakukan siapa saja.

Beberapa jenis cacing tanah yang saat ini banyak dibudidayakan adalah: Pheretima, Periony dan Lumbricus.  Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.

Alat dan bahan yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya cacing tanah sebagai berikut:
  1. Bangunan untuk budidaya
  2. Peti kayu (kotak) ukuran 40 cm x 50 ataw 50 x 60 cm. Untuk kotak kayu ini bisa menggunakan kayu limbah. Misalnya: peti bekas tempat telor, kotak bekas buah-buahan dll.
  3. Karung bekas (bekas beras atau terigu)
  4. Serbuk gergaji atau kompos atau juga kotoran sapi untuk dijadikan media.
  5. Bibit cacing yang baik
  6. Pakan: kotoran ternak (sapi,kambing,kelinci), bisa juga sayuran yang sudah agak busuk, buah-buahan atau sisa makanan.
Setelah persiapan diatas selesai, kita tentukan cara menyimpan kotak kayu tadi . Sistem berbanjar atau cara susun ataupun juga sistem rak. Karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan dan Kelemahan dari masing-masing pola
Sistem Berbanjar
Dengan system berbanjar, kita akan mudah dalam pemberian pakan dan pengontrolan perkembangan cacing. Juga mudah mengontrol dari gangguan hama. Kelemahannya memakan tempat yang banyak.
Sistem Susun
Dengan system susun, kelebihannya sedikit memakan tempat tapi akan mendapat kesulitan dikala kita member pakan, kita harus mengangkat peti satu persatu dan menyusunnya kembali. Ini akan memakan waktu dan menguras tenaga.
Sistem Rak
Dengan system ini kita akan mendapat beberapa keuntungan tidak memakan tempat, mudah dikala member pakan dan mengontrol perkembangan dan mengontrol dari gangguan hama, hanya kita dituntut untuk mengeluarkan biaya tmabahan dalam pembuatan rak.

A. Memilih Bibit Cacing tanah
Dalam memilih bibit yang akan ditanam, kita harus benar-benar diperhitungkan selain yang baik dan sehat, bibit yang akan kita tanam itu bibit remaja atau dewasa, karena hal ini akan mempengaruhi waktu panen. Kalau kita menanam bibit remaja berarti waktu panen surut 2-3 minggu, karena cacing remaja ke dewasa jenjang waktunya 2-3 minggu. Dewasa ke bertelur 2-3 minggu. Kalau kita menanam cacing dewasa langsung waktu panen surut 2-3 minggu.


B. Memasukkan Bibit Cacing
Kotak-kotak yang sudah di isi dengan media, masukan pakan di tengah-tengah media. Setelah itu siram dengan air sampai basah. Biarkan + 15 menit agar airnya turun. Setelah itu, simpan bibitnya di atas media dan simpan peti di tempat yang sudah disiapkan.
Sebaiknya kotak-kotak ditutup dengan plastik atau kotak-kotak tersebut simpan ditempat yang terlindungi dari sinar matahari.
  • Jumlah  bibit yang disimpan dalam satu kotak
Untuk bibit yang disimpan dalam kotak, tergantung ukuran kotak. Untuk kotak ukuran 40 cm x 50 cm paling banyak ditebar 0,5Kg, karena akan memudahkan penghitungan perkembangan cacing selanjutnya.
Dari kotak ukuran 40 cm x 50 cm kita menebar bibit 0,5 Kg dalam waktu 2-3 minggu akan menghasilkan banyak telur (cocon) setelah itu pisahkan cacing dengan telurnya. Bibit cacing yang telah kita pisahkan, pindahkan ke kotak dan media yang baru. Adapun telur cacing yang ada dalam kotak lama, dalam waktu 2-3 minggu akan menetas dan akan terlihat anak-anak cacing kecil sebesar rambut.
Cacing remaja dipindah ke kotak dan media baru, dalam waktu 2-3 minggu cacing renja ini akan menjadi cacing dewasa dan siap memproduksi telur. Begitu seterusnya. Tanda-tanda cacing sudah dewasa dapat dilihat pada lehernya. Apabila di lehernya terdapat garisan putih seperti kalung, maka cacing tersebut sudah benar-benar dewasa.
Dari telur yang menetas dengan bibit awal 0,5Kg/peti akan menghasilkan 5 Kg cacing dewasa.
  • Cara Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan yang baik, kita harus melihatnya dahulu apakah pakan yang kita berikan sebelumnya sudah habis atau belum. Biasanya apabila ukuran peti 40 cm x 50 cm dengan bibit 0,5 Kg, maka pakan yang kita berikan 2 Kg dan dalam waktu 2 hari akan habis. Untuk menghemat, usahakan pemberian pakan jangan berlebihan dan pakan disimpan di tengah-tengah media.
  • Pakan yang paling digemari
Cacing sangat menyukai pakan yang lembek seperti sayuran dan buah-buahan yang agak busuk. Hindari buah-buahan yang mempunyai rasa yang asam.
Untuk kotoran ternak, kotoran sapi yang paling dominan. Kotoran kambing dan kelinci kita harus terlebih dahulu merendamnya + 2-3 hari, aduk-aduk sampai lembut baru diberikan.
  • Cara menghitung waktu dari menanam hingga panen
Apabila kita menanam bibit awal cacing remaja, maka cacing siap dipanen dalam waktu + 6 minggu (satu kali bertelur).
Remaja ke dewasa membutuhkan waktu 2-3 minggu, dewasa sampai bertelur memakan waktu 2-3 minggu.
  • Menghitung hasil panen
Untuk menghitung hasil ternak, kita bisa melihatnya dari penanaman bibit. Dengan menanam bibit 0,5 Kg, maka telur-telur yang ada dalam waktu 6-9 minggu akan menghasilkan + 5Kg cacing dewasa (10 kali lipat).
  • Cara memanen yang mudah
Untuk pemanenan yang paling cepat dan mudah adalah cari alas karung plastik. Diamkan di tempat panas, lalu taburkan media beserta cacingnya, diamkan selama + 15 menit terkena terik matahari, maka cacing tersebut akan cepat berada di bawah media berkoloni, lalu ambil media yang ditabur tadi secara bertahap sampai habis.cacing akan terlihat seperti cincangan daging.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Musang Luwak Si Penghasil Kopi Bermutu Tinggi

Kopi Indonesia yang paling terkenal adalah kopi luwak. Meski demikian belum tentu anda mengenal si luwaknya sendiri.  Luwak merupakan sebutan di jawa untuk musang. Musang Luwak ini terkenal sangat pandai dalam memilih biji kopi yang bagus kemudian dikeluarkan lewat kotorannya biji kopi tersebut.  Memang secara alami luwak atau musang ini berperan penting dalam penyebaran tanaman hutan dan membantu fungsi alam dalam melestarikan tanaman, karena hanya biji terbaik yang ia makan kemudian biji tersebut akan tumbuh saat kototannya dibuang.

Dalam istilah perdagangan musang luwak ini dikenal dengan Common Palm Civet. Musang Luwak dalam bahasa latin atau nama ilmiahnya disebut Paradoxurus hermaphroditus.  Nama latin ini berasal dari adanya semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya.  Bau yang dikeluarkan musang luwak ini menyerupai harum daun pandan, namun bisa jadi berbau pekat dan memualkan.
Kenapa Luwak bisa memilih kopi yang bagus? Karena saluran pencernaan musang luwak ini sangat singkat dan sederhana, sehingga biji-biji kopi itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu  musang luwak harus memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya sehingga  bisa dicerna ususnya.

Musang Luwak merupakan mamalia yang bersifat arboreal (hidup di pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Luwak juga merupakan binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.

Musang Luwak merupakan hewan omnivora alias pemakan tumbuhan juga binatang. Makanan utamanya adalah buah-buahan lunak seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan rambutan. Namun Luwak juga memakan telur, serangga, burung dan mamalia kecil.  Di kampung-kampung si Luwak ini sering dituduh mencuri ayam juga, bahkan sampai ada ungkapan seperti musang berbulu domba.

Di perkebunan kopi, biasanya ada peternakan Luwak  atau musang yang memakan biji kopi dari perkebunan. Pilihan biji kopi si luwak ini adalah buah kopi merah yang sudah matang untuk dimakan dan biasanya juga yang kualitasnya sangat baik. Buah kopi hasil cerna Luwak ini telah terfermentasi akan menjadi kopi lezat tiada yang duanya.

Bentuk, Ciri, dan Perilaku. 
Musang Luwak atau Common Palm Civet sekilas mirip rubah, bertubuh sedang berukuran sekitar 50 cm dengan ekor panjang mencapai 45 cm dan berat rata-rata 3,2 kg. Tubuh Luwak ditutupi bulu berwarna kecoklatan dengan moncong dan ekor berwarna kehitaman.
Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan dengan variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.

Kamis, 15 Agustus 2013

BULU BABI / LANDAK LAUT MAMPU TINGKATKAN VITALITAS PRIA

Bila kita sedang rekreasi ke pantai, mungkin anda akan menjumpai yang namanya bulu babi alias landak laut.  Landak laut atau bulu babi ini sangat ditakuti karena ada racun di dalam duri-durinya, yang bila terinjak maka akan menimbulkan rasa sakit yang sangat.
Penggemar utama dari bulu babi adalah masyarakat Jepang, produk bulu babi berupa telur (gonad) sangat digemari disana. Di rumah makan jepang ada produk bulu babi berupa telur, yang dikenal dengan UNI dan harganya lumayan mahal juga lho..90% produk bulu babi dunia, dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Karena adanya penangkapan bulu babi yang berlebihan di Jepang, yang telah berlangsung dari sekitar 100 tahun lalu, kini Jepang harus mengimpor bulu babi dari Amerika Serikat, Chile, Russia, Kanada dan Korea Selatan.
Sementara di Indonesia, Landak laut atau bulu babi juga sangat digemari masyarakat Wakatobi. masyarakat wakatobi biasa memasak bulu babi dengan cara dikukus atau dibakar. Di Italia, bulu babi disebut Ricci di Mare disajikan diatas piring langsung dengan cangkangnya yang telah dibersihkan dari bulu-bulu tajamnya. Anda diharuskan menggunakan alat pembuka semacam gunting untuk membuka cangkang dan mengambil dagingnya yang dimakan langsung secara mentah.

Ada 3 jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni dari jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla, dan Diadema setosum. Ketiga jenis bulu babi ini selain pertumbuhannya cepat juga mampu menghasilkan gonad yang lebih besar dibandingkan jenis bulu babi lainnya.
Nama pasara bulu babi adalah sea urchin atau echinoid.  Telur Bulu babi  atau sea urchin mengandung protein tinggi (sampai 70%), asam amino, zat besi, dan mineral, yang sangat bermanfaat untuk vitalitas, mengatur metabolisme, kolesterol rendah, dan menurunkan tekanan darah.  
 
Gonad yang banyak dicari konsumen adalah gonad yang bertekstur kompak, padat, tidak berlendir, dan berwarna kuning cerah. Selain menjadi sumber pangan dunia, bulu babi ternyata memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Kematian massal bulu babi yang pernah terjadi di perairan Pasifik Barat dengan tingkat kematian mencapai 93-100% ternyata mengakibatkan terjadinya biomassa alga meningkat sehingga kesetimbangan ekosistem terganggu. Biota laut berduri ini juga ternyata memiliki keunikan yang tidak lazim yaitu kemampuan hidup yang dapat mencapai 200 tahun. Selain itu, bulu babi juga dinyatakan sebagai saudara tua manusia dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa 70 persen gen bulu babi ternyata memiliki kemiripan dengan manusia.

Ada semacam mitos di masyarakat nelayan bahwa Telur Landak laut dapat menambahkan kejantanan pada kaum adam. Sebenarnya hal tersebut bukan sekedar mitos yang gak jelas. Kandungan Protein serta Asam Amino yang tinggi membuat Telur Landak laut dapat meningkatkan vitalitas pria. Selain
meningkatkan vitalitas, juga membuat stamina tubuh menjadi kuat dan metabolisme tubuh menjadi lebih baik. 
Selain itu Telur Landak laut juga mengandung Omega 3 yang salah satunya berkhasiat untuk menurunkan kandungan kolesterol yang bersarang dalam tubuh manusia. Kolesterol inilah yang merupakan momok bagi banyak manusia karena dapat menyebabkan pengerakan atau penyumbatan pada pembuluh darah.
Inilah yang membuat Telur Bulu Babi alias Landak laut menjadi sangat spesial, karena tidak seperti kebanyakan Afrodisiak lainnya yang umumnya memiliki “efek samping” pada kolesterol, darah tinggi, dsb.  Telur Landak laut justru rendah kalori. Sehingga Telur Landak laut aman dan baik untuk di konsumsi secara rutin setiap harinya, anda tambah joss pokoknya...hehe...