Sabtu, 27 Desember 2014

JENIS MUSANG YANG COCOK UNTUK HEWAN PELIHARAAN

Kalau dulu kita kenal musang sebagai satwa pengganggu tanaman dan hewan ternak, saat ini ada perubahan paradigma dan musang telah dijadikan satwa kesayangan yang cukup banyak penggemarnya.  Apalagi dengan naik daunnya kopi luwak, banyak orang telah memelihara musang atau luwak ini di rumahnya dengan tujuan menghasilkan kopi berkualitas dan mahal harganya.  Musang sampai saat ini masih banyak dijumpai, namun demikian langkah untuk konservasi musang juga harus dilakukan.  Jenis musang termasuk dalam keluarga Viverridae.  Beberapa jenis musang yang banyak dipelihara antara lain :
1. Musang Pandan (Luwak)

Musang pandan dikenal juga dengan nama luwak yang terkenal sebagai penghasil kopi yang enak sebagai Kopi Luwak.  Ada banyak variasi Musang pandan yang dijumpai di alam, seperti musang pandan  hidung hitam dan hidung merah, kelabu, serta hitam. Panjang tubuh musang Pandan mencapai 90cm, mulai dari kepala hingga ekor. bobot badannya mencapai 2 – 5 kg.
Tubuh musang pandan yang umum ditemui dan didominasi oleh warna cokelat kelabu dengan ekor berwarna cokelat kehitaman. Pada bagian punggungnya, terdapat pola garis gelap berjumlah 3 – 5 garis putus-putus. Namun ada juga musang pandan berwarna putih polos mirip albino dengan hidung berwarna merah atau hitam. Ada pula musang pandan yang warna tubuhnya hitam polos.

 2. Musang bulan
Ciri khas musang bulan alias little civert adalah bentuk wajahnya yang lebih lebar dibandingkan dengan musang lainnya. Warna tubuhnya didominasi oleh warna hitam dengan ujung ekor bercorak putih.

Beberapa Hobiis meyakini bahwa tingkat kecerdasan Viverricula malaccensis ini lebih tinggi dibandingkan dengan jenis musang lainnya. Manfaatnya, lebih mudah untuk melatih musang bulan untuk menjadi klangenan yang jinak.

 3. Musang rase

Musang dengan nama latin Viverricula indica ini lebih dikenal memiliki aroma tubuh yang khas. Tubuhnya didominasi warna cokelat kemerahan dengan garis cokelat atau agak kemerahan mulai dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Namun, ada juga musanvg rase yang berwarna abu-abu kekuningan. Mata dan telinga berwarna hitam. Panjang tubuhnya mencapai 61 cm, sedangkan ekornya saja bisa mencapai ukuran 43 cm .

4. Musang akar
Musang akar ini bisa dibilang musang paling imut dibanding 3 musang diatas, selain badannya kecil, juga bisa dibilang wajahnya lucu dan ekornya yang panjang membuat musang akar terlihat lebih proporsional dari segi fisik.  Musang ini memiliki nama lain yang bervariasi. sebut saja small-toothed palm civet dan three-striped palm civet. Hewan dengan nama ilmiah Arctogalidia trivirgata ini beratnya 2,4 kg dengan panjang tubuh 53cm serta panjang ekor 58 cm.

Musang akar memiliki rambur pendek yang umumnya berwarna cokelat, sedangkan kepalanya berwarna abu-abu gelap cokelat. Moncong berwarna cokelat dengan garis putih putih memanjang dari hidung ke dahi. Tubuh bagian belakang memiliki tiga garis-garis cokelat yang berbeda di sepanjang tubuh. Hanya musang betina yang memiliki kelenjar perineum, yaitu didekat vulva.
Periode kebuntingan musang akar mencapai 45 hari dengan jumlah anak yang lahir mencapai tiga ekor. Anak musang akan mulai membuka mata pada umur 11 hari dan disapih pada umur dua bulan. Musang akar dapat melahirkan anak dengan frekuensi dua kali dalam setahun.

Sabtu, 13 Desember 2014

CARA BUAT BENIH IKAN NILA GIFT DAN BUDIDAYA NILA GIFT PADA TAMBAK

Ikan Nila telah menjadi salah satu komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan masyarakat di Indonesia.  Pada saat ini telah dikenal ikan Nila Unggul yang disebu dengan NILA GIFT.  Nila gift ini sebenarnya ikan nila yang secara genetik dirubah menjadi jantan semua.  Singkatan dari GIFT adalah Genetic Improvement for Farmed Tilapia.  Ikan nila mempunyai sifat omnivora, sangat efisien dipelihara karena biaya pakannya rendah, dimana biaya pakan dalam usaha perikanan mencapai 70% dari biaya produksi.   
Mengapa Ikan nila ini dibuat menjadi jantan semua?  Karena secara alami ikan nila jantan lebih cepat tumbuh sampai  40% lebih cepat dari pada nila betina.  Nila betina saat berukuran 200 gram pertumbuhannya menjadi lambat, dan Nila jantan tetap tumbuh dengan pesat secara masif. 

Untuk membuat benih ikan nila yang jantan semua perlu teknologi yang sebenarnya cukup sederhana.  Larva ikan Nila yang baru menetas diberi pakan berupa tepung makanan yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.

A.          Pembenihan
             Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan.  Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing - masing 200 m2.  Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing  dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
            Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor.  perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2.  Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari.  Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.
            Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari.  Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva.  Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ).  Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.
            Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya.  Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3.  Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

 B.          Jantanisasi Benih. 
            Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan ( monoseks ) maka dilakukan proses jantanisasi.  Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m.  Kedalam setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor .  Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.

 Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan berukuran 200 m2.  Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk, diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2.  Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.  Setelah kolam pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2.  Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan.  Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama pemeliharaan ikan.
            Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran panjang 3-5 cm ) bisa dipanen.  Untuk panen benih ikan nila sebaiknya digunakan jaring eret pada pengankapan awal.  Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.
            Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin.  Karena itu apabila akan panen dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari.  Pengangkutan menggunakan kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga per empat bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada dalam media air bersama benih ikan ).  Kantong plastik dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong, dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.
C.          Pembesaran di Tambak
            Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur, mempunyai sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.
            Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah tambak diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu airnya.  Lumpur dasar tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan, sehingga semua hama ikan yang suka mengganggu bisa musnah.  Pengapuran dilakukan dengan takaran 50 g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2.  Kemudian tambak diisi air sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan dengan urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.  Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.
            Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm ) dengan ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang gesit dan responsif terhadap pakan.  Untuk target panen ukuran rata-rata 15 g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20 ekor/m2.  Sedangkan untuk terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor/m2.
            Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan komposisi protein minimal 25% ( Lampiran 2 ).
            Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.
            Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan.
            Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama diperlukan untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan.  Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser.  Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak sudah tinggal sedikit, baru air tambak dikeringkan.  Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan prima.  Selainitu, untuk pasar ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan yang lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.
            Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran rata-rata 200 g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar.  Dalam proses penyimpanan, pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es sebagai media untuk mempertahankan kesegaran ikan.

sumber : bbat-sukabumi.tripod.com/t_benih_gift.htm