Minggu, 05 Juni 2016

BURUNG PITOHUI CUCAK PAPUA BERACUN BERSUARA MERDU

Cucak Emas Papua adalah burung asli dari Papua yang termasuk dalam genus Pitohui.  Menurut literatur, burung yang masuk genus pitohui mempunyai racun syaraf yang terdapat pada bagian bulu dan kulitnya sebagai bagian dari upaya pertahanan diri.  Sehingga jika memegang burung cucak emas papua, usahakan memakai sarung tangan untuk menghindari racun tsb. Karena jika racun burung pitohui kena kulit manusia, maka simptom atau gejalanya adalah kulit yang kontak tadi terasa panas, mati rasa, kesemutan, sampai radang pada kulit, dan jika tidak ditangani dengan segera bisa menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. 

Namun dari berdasar pengalaman penggemar burung Pitohui, racun yang dihasilkan oleh burung pitohui berasal dari makanannya yaitu serangga dan buah yang beracun. Jika pitohui telah dipelihara dirumah dan diberi makanan  serangga atau buah yang tidak beracun maka bulu atau kulit Pitohui akan netral alias tidak mengeluarkan racun lagi dan bisa dipegang oleh tangan kita.

Jika anda berniat memelihara, makanan pokok burung  jenis pitohui cukup mudah terdiri atas serangga dan buah-buahan, seperti jengkerik, kroto, pisang, papaya dll.  

Burung cucak emas papua termasuk dalam keluarga Oriolidae atau satu keluarga dengan kepodang. Ada banyak spesies atau jenis pitohui yang hidup di daerah Papua, seperti dilihat pada gambar diatas.
Saat ini Pitohui atau cucak emas papua sedang naik daun dan digandrungi oleh pecinta burung kicauan, karena suaranya cukup unik, berlagu, lantang dan merdu, seperti perpaduan cucakrawa dan murai. Berikut ini suara Pitohui  cucak emas papua :

Status burung Pitohui dalam IUCN masih dalam kategori low treathened, namun upaya pelestarian wajib kita upayakan seperti dengan upaya penangkaran untuk mengurangi pengambilan di alam yang tentunya akan mengganggu ekeosistem alaminya.