Cacing Tanah banyak dipergunakan sebagai bahan makanan ternak, umpan memancing, penghasil pupuk organik dan bahkan sebagai bahan baku obat penyakit typhus. Budidaya Cacing Tanah tidak memerlukan teknologi tinggi dan bisa dilakukan siapa saja.
Beberapa jenis cacing tanah yang saat ini banyak dibudidayakan adalah:
Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini
menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa
tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.
Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak
pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis
yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan
besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah
jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak
pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris
berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima
antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.
Alat dan bahan yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya cacing tanah sebagai berikut:
- Bangunan untuk budidaya
- Peti kayu (kotak) ukuran 40 cm x 50 ataw 50 x 60 cm. Untuk kotak kayu ini bisa
menggunakan kayu limbah. Misalnya: peti bekas tempat telor, kotak bekas
buah-buahan dll.
- Karung bekas (bekas beras atau terigu)
- Serbuk gergaji atau kompos atau juga kotoran sapi untuk dijadikan media.
- Bibit cacing yang baik
- Pakan: kotoran ternak (sapi,kambing,kelinci), bisa juga sayuran yang sudah agak busuk, buah-buahan atau sisa makanan.
Setelah persiapan diatas selesai, kita tentukan cara menyimpan kotak kayu tadi . Sistem berbanjar atau cara susun ataupun juga sistem rak. Karena
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dan Kelemahan dari masing-masing pola
Dengan system berbanjar, kita akan mudah dalam
pemberian pakan dan pengontrolan perkembangan cacing. Juga mudah
mengontrol dari gangguan hama. Kelemahannya memakan tempat yang banyak.
Dengan
system susun, kelebihannya sedikit memakan tempat tapi akan mendapat
kesulitan dikala kita member pakan, kita harus mengangkat peti satu
persatu dan menyusunnya kembali. Ini akan memakan waktu dan menguras
tenaga.
Dengan system ini kita akan mendapat
beberapa keuntungan tidak memakan tempat, mudah dikala member pakan dan
mengontrol perkembangan dan mengontrol dari gangguan hama, hanya kita
dituntut untuk mengeluarkan biaya tmabahan dalam pembuatan rak.
A. Memilih Bibit Cacing tanah
Dalam
memilih bibit yang akan ditanam, kita harus benar-benar diperhitungkan
selain yang baik dan sehat, bibit yang akan kita tanam itu bibit
remaja atau dewasa, karena hal ini akan mempengaruhi waktu panen. Kalau
kita menanam bibit remaja berarti waktu panen surut 2-3 minggu, karena
cacing remaja ke dewasa jenjang waktunya 2-3 minggu. Dewasa ke
bertelur 2-3 minggu. Kalau kita menanam cacing dewasa langsung waktu
panen surut 2-3 minggu.
B. Memasukkan Bibit Cacing
Kotak-kotak yang sudah di isi dengan
media, masukan pakan di tengah-tengah media. Setelah itu siram dengan
air sampai basah. Biarkan
+ 15 menit agar airnya turun. Setelah itu, simpan bibitnya di atas media dan simpan peti di tempat yang sudah disiapkan.
Sebaiknya kotak-kotak ditutup dengan plastik atau kotak-kotak tersebut simpan ditempat yang terlindungi dari sinar matahari.
- Jumlah bibit yang disimpan dalam satu kotak
Untuk
bibit yang disimpan dalam kotak, tergantung ukuran kotak. Untuk kotak
ukuran 40 cm x 50 cm paling banyak ditebar 0,5Kg, karena akan
memudahkan penghitungan perkembangan cacing selanjutnya.
Dari kotak ukuran 40 cm x 50 cm kita menebar bibit 0,5 Kg dalam waktu
2-3 minggu akan menghasilkan banyak telur (cocon) setelah itu pisahkan
cacing dengan telurnya. Bibit cacing yang telah kita pisahkan, pindahkan
ke kotak dan media yang baru. Adapun telur cacing yang ada dalam kotak
lama, dalam waktu 2-3 minggu akan menetas dan akan terlihat anak-anak
cacing kecil sebesar rambut.
Cacing remaja dipindah ke kotak dan media baru, dalam waktu 2-3 minggu
cacing renja ini akan menjadi cacing dewasa dan siap memproduksi telur.
Begitu seterusnya. Tanda-tanda cacing sudah dewasa dapat dilihat pada
lehernya. Apabila di lehernya terdapat garisan putih seperti kalung,
maka cacing tersebut sudah benar-benar dewasa.
Dari telur yang menetas dengan bibit awal 0,5Kg/peti akan menghasilkan 5 Kg cacing dewasa.
Cara
pemberian pakan yang baik, kita harus melihatnya dahulu apakah pakan
yang kita berikan sebelumnya sudah habis atau belum. Biasanya apabila
ukuran peti 40 cm x 50 cm dengan bibit 0,5 Kg, maka pakan yang kita
berikan 2 Kg dan dalam waktu 2 hari akan habis. Untuk menghemat,
usahakan pemberian pakan jangan berlebihan dan pakan disimpan di
tengah-tengah media.
- Pakan yang paling digemari
Cacing sangat menyukai pakan yang lembek seperti sayuran dan
buah-buahan yang agak busuk. Hindari buah-buahan yang mempunyai rasa
yang asam.
Untuk kotoran ternak, kotoran sapi yang paling dominan. Kotoran kambing dan kelinci kita harus terlebih dahulu merendamnya
+ 2-3 hari, aduk-aduk sampai lembut baru diberikan.
- Cara menghitung waktu dari menanam hingga panen
Apabila kita menanam bibit awal cacing remaja, maka cacing siap dipanen dalam waktu
+ 6 minggu (satu kali bertelur).
Remaja ke dewasa membutuhkan waktu 2-3 minggu, dewasa sampai bertelur memakan waktu 2-3 minggu.
Untuk menghitung hasil ternak, kita bisa melihatnya dari penanaman
bibit. Dengan menanam bibit 0,5 Kg, maka telur-telur yang ada dalam
waktu 6-9 minggu akan menghasilkan
+ 5Kg cacing dewasa (10 kali lipat).
Untuk
pemanenan yang paling cepat dan mudah adalah cari alas karung plastik.
Diamkan di tempat panas, lalu taburkan media beserta cacingnya,
diamkan selama
+ 15
menit terkena terik matahari, maka cacing tersebut akan cepat berada di
bawah media berkoloni, lalu ambil media yang ditabur tadi secara
bertahap sampai habis.cacing akan terlihat seperti cincangan daging.
Thanks infonya http://bit.ly/2LQOByC
BalasHapus