Jenis Sapi Potong
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi lokal asli Indonesia dan sapi Impor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari sifat genetiknya (laju pertumbuhan).
Sapi loksl yang banyak diusahakan sebagai sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole), sapi Aceh dan sapi Madura. Secara alamiah pertambahan berat badan sapi antara 500 gram – 1000 gram/ hari. Untuk sapi lokal seperti sapi bali, sapi madura, sapi PO, sapi Pesisir, dan sapi Aceh, pertambahan berat badan harian berkisar antara 300 – 700 gr/ hari. Sedangkan sapi unggul impor seperti Simmental, limousine, Angus dan charolise pertambahan berat badan hariannya mencapai 1,3 Kg / hari.
Pakan Untuk Penggemukan Sapi
Untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi penggemukan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian konsentrat yang tepat. Konsetrat yang paling umum digunakan peternak saat ini adalah Dedak (bekatul) + Bungkil kelapa + Mineral + Tepung tulang + garam.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot fattening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.
Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar,
hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan,
kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang
baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass),
daun turi, daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan
segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih
lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang
tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau.
Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi
silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai
berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi
proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase.
Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung,
silase rumput, silase jerami padi, dll.
MEMPERSIAPKAN KANDANG SAPI
Lokasi yang ideal untuk membangun
kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk
tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah
tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat
menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian.
Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau
ladang.
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda
atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang
tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu
jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan
pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang.
Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan
penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas
ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan
penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih
luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih
banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap
bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari
tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai
tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan
yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan
desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan bahan lainnya.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor
sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi
betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor,
dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang
25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi
pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga
dataran tinggi (> 500 m).
Kandang untuk pemeliharaan sapi harus
bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa
persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan
perlengkapan kandang.
1) Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah
kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring.
Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya
dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar
air yang tampak, termasuk kencing
sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
2) Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya
diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran
kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan
untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak
sapi cukup 1,5x1 m.
3) Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang
adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang,
tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar
pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air
minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih
tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing
tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan
adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi.
Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi
terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan
sapi.
Perawatan Kandang Sapi
Kotoran sapi sebaiknya dibersihkan tiap hari dan ditimbun di tempat lain agar
mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk
kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup
rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia
setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang
tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar
pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran.
Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen
dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula
peralatan untuk memandikan sapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar