Memilih betina dan pejantan gabus yang siap kawin
Betina dan pejantan ikan gabus yang siap kawin dapat dibedakan dengan
cara cukup mudah, yakni dengan mengamati tanda-tanda yang terdapat pada
tubuhnya. Betina biasanya ditandai dengan bentuk kepala yang membulat,
perutnya lembek dan membesar, warna tubuhnya cenderung terang, dan bila
diurut akan keluar telur. Pejantan sendiri ditandai dengan bentuk kepala
yang lonjong, warna tubuhnya cenderung gelap, lubang pada kelamin
memerah, serta akan mengeluarkan cairan putih agak bening ketika diurut.
Sedangkan induk jantan yang hendak dikawinkan harus mencapai bobot 1
kg.
Pemijahan ikan gabus
Pemijahan ikan gabus bisa dilakukan dalam wadah fibreglass atau bak
beton. Caranya, siapkan bak beton dengan ukuran panjang sekitar 5 m,
lebar sekitar 3 m, dan ketinggian 1 m, selanjutnya keringkan dulu
kira-kira 3–4 hari. Kemudian masukkan air hingga kedalaman 50 cm,
biarkan air mengalir selama masa pemijahan. Untuk perangsang pemijahan,
taruh tanaman eceng gondok sampai menutupi sebagian besar permukaan bak,
kemudian masukkan kira-kira 30 ekor betina gabus, lanjutkan dengan
memasukkan 30 ekor pejantan gabus. Lalu biarkan ikan gabus memijah.
Setelah bertelur, ambil telur menggunakan sekupnet halus, dan telur siap
ditetaskan.
Untuk mengecek terjadinya pemijahan, perlu dilakukan pengontrolan tiap
harinya. Telur yang dikeluarkan akan mengapung pada permukaan air. Untuk
seekor induk betina gabus biasanya mampu menghasilkan telur hingga
10.000 – 11.000 butir.
Konstruksi kolam
Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Luas
kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan
lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan
pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa
memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar.
Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan
berpengaruh positif terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit,
bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 m X 1 m x 1 m untuk pemijahan
induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa
pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 m X 1
m.
Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk
dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa
segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang
diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk
dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi
40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh
pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu
ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara
alami.
menetaskan telur ikan gabus
Penetasan telur ikan gabus dilakukan di dalam akuarium. Caranya, siapkan
lebih dahulu sebuah akuarium dengan ukuran panjang sekitar 60 cm, lebar
kira-kira 40 cm, dan ketinggian 40 cm. Lalu keringkan dulu sampai 2
hari lamanya, kemudian isi dengan air bersih hingga ketinggian 40 cm.
Lalu atur 2 buah titik untuk aerasi dan nyalakan selama penetasan.
Jangan lupa untuk memasang pemanas air sampai suhu mencapai 28 derajad
Celcius. Selanjutnya, masukkan telur hingga kepadatan sekitar 4–6
butir/cm persegi, lalu biarkan menetas. Telur-telur tersebut akan segera
menetas dalam jangka waktu 24 jam. Hingga 2 hari lamanya, larva tak
perlu diberikan pakan sebab ia masih memiliki makanan cadangan.
Pemeliharaan larva gabus
Pemeliharaan larva dapat dilakukan 2 hari setelah penetasan hingga larva
mencapai umur 15 hari. Pemeliharaan larva bisa dilakukan di dalam
akuarium dengan kepadatan sebanyak 5 ekor/liter. Sedangkan kelebihan
larva yang ada bisa dipelihara pada akuarium lain. Ketika berumur 2
hari, beri larva pakan naupli artemia hingga 3x sehari. Ketika sudah
berumur 5 hari, beri larva pakan tambahan secukupnya seperti daphnia
sebanyak 3x sehari. Agar kualitas air tetap terjaga, lakukan pembersihan
sisa pakan dan kotoran serta mengganti air yang kotor dengan air yang
baru hingga 50 persennya. Pembersihan ini dilakukan tiap tiga hari
sekali, dan tergantung pula dengan kualitas airnya.
Budidaya Ikan Gabus melalui pendederan
ikan gabus yang dibudidayakan melalui pendederan dapat dilakukan pada
kolam tanah. Untuk caranya, siapkan terlebih dahulu kolam berukuran 200
meter persegi; lalu keringkan selama kurang lebih 4 – 5 hari; jangan
lupa perbaiki semua bagiannya. Selanjutnya buatkan kemalir selebar
kurang lebih 40 cm dengan ketinggian 10 cm; kemudian ratakan tanah di
dasarnya. Lanjutkan dengan menebarkan kotoran puyuh atau ayam sebanyak
5–7 karung; lalu isi air hingga ketinggian 40 cm; rendam sekitar 5 hari
lamanya (air dibiarkan / tidak perlu dialirkan). Lalu tebar larva kurang
lebih sekitar 4.000 ekor di pagi hari. Menjelang 2 hari berikutnya,
berikan pelet atau tepung pelet sebanyak 1–2 kg yang sudah direndam tiap
harinya. Pemanenan benih dapat dilakukan setelah ikan menginjak usia 3
minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar