Kebanyakan masyarakat kita memelihara perkutut asal punya saja. Bibit atau anak perkutu yang
dibeli dari pasar hewan dan tidak pernah atau jarang dengan cermat memilih mana yang baik. namun ini sah-sah saja ibarat penggemar dalam kategory entry level untuk pengenalan cara memelihara, daripada sudah beli mahal-mahal malah mati. Penggemar yang
masih baru umumnya kurang tau persyaratan yang diperlukan untuk
mendapatkan calon burung perkutut yang bermutu dan bersuara bagus. Akibatnya, setelah burung
dirawat baik-baik dalam waktu cukup lama, malah jadi kecewa. Harapan semula akan
mendapatkan burung bersuara merdu, ternyata suaranya jelek, iramanya
tidak bagus, anggungannya monoton, sehingga membosankan didengar.
Bagi penggemar yang sudah memiliki pengetahuan akan suara anggung perkutut yang
baik, pengalaman serupa itu jelas tidak menyenangkan. Merawat bakalan
sampai menjadi perkutut yang rajin manggung tidaklah mudah, karena
membutuhkan perhatian, waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. lebih
parah lagi kalau bakalan dibeli dengan harga mahal.
Tips Memilih Perkutut Bakalan:
1. Harus Jantan
Perkutut yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanyalah yang
jantan. Di alam bebas, anggungan burung jantan diperdengarkan untuk
memikat calon pasangan betinanya.
Jadi bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi
haruslah yang jantan. Perbedaan kelamin jantan-betina pada perkutut
muda, bisa diketahui dengan merabah supitnya (tulang yang terletak di
bawah dubur dan di antara pangkal paha). Caranya, tubuh burung dipegang
dengan tangan kiri, lalu diraba tulang supitnya dengan telunjuk kanan
atau ibu jari. Kalau bagian supit itu terasa sempit dan keras, tak
diragukan lagi, pasti burung jantan kalau terasa renggang dan empuk,
pasti burung betina. Selain itu bentuk kepala burung jantan umumnya
agak besar, lonjong memanjang, dan betinanya kecil agak membulat.
Mendapatkan burung jantan saja belum cukup. Untuk mendapatkan calon
penyanyi yang baik masih diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain
ciri-ciri berdasarkan katuranggan dan ciri mathi. Umumnya bakalan
perkutut belum berbunyi yang bisa diharapkan jadi burung penyanyi,
tanda-tandanya sebagai berikut:
Bentuk Kepala
Bentuk agak lonjong memanjang (oval melancip seperti buah pinang
muda) matanya bersinar ceriah, terang (warna biru muda atau coklat
muda), titik hitam pada bola mata besar, bening. Paruh tebal, kukuh,
tidak terlalu panjang. Lubang hidungnya menonjol tinggi ke atas,lubang
hidungnya yang lebar tertutup/terlindungi sayap hidung, bersih.
Bentuk Leher
Bentuk leher panjang, bagus, tegak lurus dengan posisi kepala yang
terangkat seperti dongaknya ular kobra. pangkal leher mengembang, yang
merupakan kantong suara.
Badan
Dada bidang, punggung agak bungkuk, dan warna lorek-lorek pada bulu
badan lembut kulit ketiak lemas, tidak tegang. bulu sayap panjang. Bulu
sayap yang pertama besar-besar tiap sayap terdiri dari 21 sampai 25
lembar bulu. Perkutut yang sudah bunyi sayapnya nglengsreh (turun ke
bawah)., bodi badan singset.
Pijakan Kaki
Sikap berdirinya sangat kokoh, mantap, dengan Supit udang (tulang
paha) kanan kiri merapat. Jari kaki panjang, sisik kaki kasar, tersusun
rapih di bawah dan pada sisik akhir ditutup dengan sebuah sisik besar.
Warna sisik agak kemerahan, kehitaman, pada telapak kaki bertitik
putih.
Ekor
Bulu ekor panjang dan mengumpul, makin ke ujung makin mengecil.
Tombol ekor alias brutu besar, tinggi meruncing dan mendongak ke depan.
Burung bakalan dengan tanda-tanda seperti di atas, besar harapannya
menjadi burung yang rajin manggung nantinya, kalau betul-betul dirawat
dengan baik.
Lebih bagus lagi kalau bakalan yang akan dibeli itu adalah burung
yang telah cukup lama dipelihara orang, dan sudah berbunyi. karena yang
paling tepat dalam memilih perkutut adalah dengan mendengarkan bunyi
suaranya.
Sumber: bandaraperkutut.8m.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar