Jumat, 31 Mei 2013

CARA BUDIDAYA KELINCI PEDAGING

Kelinci pada awal sejarh manusia merupakan hewan buruan yang banyak diburu sebagai sumber protein hewani yang cukup lezat.  Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, kelinci kemudian di domestikasi menjadi kelinci peliharaan dan kelinci pedaging.  Kelinci jenis pedaging ini memang sengaja dibudidayakan untuk diambil dagingnya yang lezat.    Daging kelinci tergolong daging sehat karena punya sedikit lemak dan kaya akan protein. Daging kelinci juga mengandung senyawa bernama ketotifen yang berkhasiat menyembuhkan penyakit asma.  Karena kelinci bukan asli Indonesia, maka konsumsi daging kelinci tergolong rendah, dan yang biasa dikembangkan adalah kelinci hias, sehingga orang banyak orang merasa sayang kalau makan daging kelinci.

Jenis kelinci pedaging tersebut antara lain:
  1. Kelinci Flemish Giant. Paling populer diternakkan untuk diambil dagingnya, kerana ukurannya besar dan bobot tubuhnya bisa mencapai 11 kilogram.
  2. Kelinci New Zeland White. Jenis ini sebenarnya merupakan hasil persilangan Flemish giant dan kelinci Belgian here. Bobot kelinci ini bisa mencapai 5,44 kilogram. Dan angka kelahirannya cukup tinggi. bisa 10 sampai 12 ekor per lahiran.
  3. Satin Rabbit. Kelinci ini ditemukan pertama kali pada tahun 1930. Bulunya tebal dan lebat serta cenderung lurus. Bobotnya sekitar 3,8 kilogram sampai 4,5 kilogram pada jantan. Sedangkan betinanya bisa mencapai 5 kilogram.
  4. Kelinci Rex America. Kelinci ini juga populer dijadikan binatang peliharaan rumah sebab bulunya lembut. Tetapi karena bobotnya yang lumayan dan juga rasa dagingnya yang nikmat, populer untuk  kelinci pedaging. 
  5. Jenis lain yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot,  Havana, Himalayan, New Zealand Red dan Black.
Penyiapan Kandang
Kandang sebagai tempat berkembang biak dengan suhu ideal 21 derajat Celcius, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih.

Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina.

Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1) Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2) Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3) Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).

Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.

Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.

1) Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.

2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.

3) Sistem Pemuliabiakan. Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
  • In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
  • Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
  • Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi dan Perkawinan. Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.

5) Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

Pemeliharaan
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.

2) Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.

3) Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.

4) Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan pada ternak kelinci perlu diberikan pakan tambahan berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Agar pertumbuhan ternak kelinci mencapai bobot sesuai target waktu maka perlu diberikan tambahan .Pemberian nutrisi tambahan tersebut selain melalui pakan konsentrat juga diberikan melalui air minum.
Pakan kelinci pedaging diutamakan adalah yg bisa menunjang pertumbuhannya.yakni hijauan,seperti rumput ,sayuran, bisa ditambah dng pakan buatan pabrik / pelet kelinci. Jika memungkinkan,tambahkan bekatul, ampas tahu/ampas susu kedelai dalam menu makanannya.
Cara pemberian pakan,diberikan 2 kali dalam sehari.. Pagi antara jam 7 - 8,beri pakan pelet dng sdikit hijauan yg telah dilayukan terlbih dulu..sdikit bekatul/ampas tahu/ampas susu kedelai, sore hari sekitar jam 6 sore,beri makan rumput2an dalam jumlah banyak. karena pada dasarnya,kelinci adalah binatang yg aktif dimalam hari/nocturnal. yg pd siang harinya hanya untuk tidur2an.
5) Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.

HAMA DAN PENYAKIT
1) Bisul. Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit. Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
2) Kudis. Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh. Pengendalian: dengan antibiotik salep.
3) Eksim. Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4) Penyakit telinga. Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
5) Penyakit kulit kepala. Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. Pengendalian: dengan bubuk belerang.
6) Penyakit mata. Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah dan berair terus. Pengendalian: dengan salep mata.
7) Mastitis. Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8) Pilek. Penyebab: virus. Gejala: hidung berair terus. Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
9) Radang paru-paru. Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
10) Berak darah. Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
11) Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing.

Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.

PANEN
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar