Kamis, 13 Juni 2013

UPAYA PENANGKARAN TRENGGILING

Seringkali di Televisi kita lihat penyelundupan Trenggiling (Manis javanica) baik yang masih hidup maupun sudah mati.  Mengapa Upaya penyelundupan ini sangat sering terjadi? tidak lain karena harga daging trenggiling di pasaran internasional sangat tinggi dan fantastis.
Daging Trenggiling sangat disukai terutama di negeri yang mayoritas penduduknya china.  Di pasar gelap internasional harga daging trenggiling,  mencapai 112 dollar AS per kg (sekitar Rp. 1 juta). Harga jual di restoran bisa mencapai 210 Dollar AS (sekitar Rp 1,9 juta) per kg dan harga sisiknya per keping mencapai 1 dollar AS (sekitar Rp. 9.000).  Daging Trenggiling  diyakini berkhasiat afrodisiak alias obat kuat untuk pria. Trenggiling berpotensi menjadi bahan baku obat dengan kandungan omega-3 dalam EPA dan DHA yang mengurangi risiko kanker, menurunkan peradangan, hipertensi, artritis, serta menjaga fungsi otak.   Sisik Trenggiling mahal karena  mengandung tramadol HCL, zat aktif yang bersifat analgesik (mengatasi rasa nyeri). Tramadol HCL juga terdapat pada psikotropika sabu.  Sisik trenggiling dipercaya bisa menyembuhkan demam, penyakit kulit, dan penyakit kelamin.

Jika melihat peluang tersebut sebagai trenggiling sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia sudah harus ditangkarkan secara legal seperti halnya penangkaran buaya.  Jika tidak populasi di alam akan habis dan kita cuma bisa berpangku tangan tidak ada lagi yang namanya trenggiling di negeri kita.  Daripada cuma diselundupkan dan tidak ada pajak sebagai pemasukan devisa negara dan populasi di alam semakin terancam, para penggiat konservasi penangkaran selayaknya memikirkan upaya penangkaran trenggiling di tanah air. Jika buaya saja bisa ditangkarkan secara legal, pastinya trenggiling juga bisa.  Departemen Kehutanan sendiri telah memprioritaskan penangkaran trenggiling untuk mengatasi penyelundupan Trenggiling.

Trenggiling atau tenggiling, atau pangolin, bahasa Inggrisnya “Scaly Ant Eater”, atau nama latinnya Manis Javania (untuk jenis trenggiling yang hidup di Indonesia,Malaysia dan Indochina) adalah hewan mamalia (menyusui) yang tidak bergigi (Polydota).

Binatang ini hidup di daerah hutan hujan tropis dataran rendah. Makanannya adalah serangga terutama semut dan rayap. Bentuk tubuhnya memanjang. Panjang dari kepala sampai pangkal ekor sekitar 58 cm, sedang panjang ekornya sekitar 45 cm, beratnya sekitar 2 kg. Umumnya trenggiling betina lebih pendek dari trenggiling jantan. Ia memiliki lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga dari panjang tubuhnya untuk mencari semut disarangnya. Disamping itu trenggiling mempunyai 2 pasang kaki yang pendek, mulut, mata, telinga dan sisik yang sangat keras.
Sisik tenggiling yang bersifat keras, tebal dan tajam itu membantu melindungi dirinya dari musuh. Selain itu ia melindungi dirinya dari musuh dengan cara menggulung badannya hingga seperti bentuk bola. Ia dapat pula mengibaskan ekornya yang bersisik tajam sehingga bisa melukai pengganggunya.
Trenggiling aktif melakukan kegiatannya hanya di malam hari. Ia mampu berjalan beberapa kilometer dan balik lagi kelubang sarangnya yang ditempatinya untuk beberapa bulan.

Diwaktu siang ia bersembunyi di lubang sarangnya. Diantaranya ada yang tinggal diatas dahan pohon. Ia suka bersarang pada lubang-lubang yang berada dibagian akar-akar pohon besar atau membuat lubang di dalam tanah yang digali dengan menggunakan cakar kakinya. Atau ia menempati lubang-lubang bekas hunian binatang lainnya. Pintu masuk kelubang sarang selalu ditutupnya.

Musim kawin trenggiling jatuh pada bulan April sampai Juni. Setelah sang betina mengandung beberapa bulan, ia akan melahirkan anaknya. Anak yang baru dilahirkan beratnya sekitar setengah kg (500 gr), panjang sekitar 45 cm, dan tak lama setelah lahir anak trenggiling langsung bisa berjalan. Waktu lahir sisik si anak masih lembut, namun akan menjadi keras dalam masa 2 hari. Biasanya induk trenggiling akan menjaga anaknya 3 sampai 4 bulan. Selama itu sang anak sering di bawa-bawa oleh induknya di atas ekornya.

Trenggiling terdiri dari satu jenis (genus) dan 7 spesies / species (rumpun), yaitu spesies :
1. Manis Javania, hidup tersebar di Indonesia, Malaysia dan Indochina.
2. Manis Pentadactyla, hidup di Nepal, Himalaya Timur, Myanmar dan China.
3. Manis Carssicaudata, hidup di India dan Srilangka.
4. Manis Tertradactyla, trenggiling tak berekor yang hidup di Asia.
5. Manis Temmenki, hidup di Asia.
6. Manis Triscuspis, hidup di Asia.
7. Manis Gigantea, hidup di Afrika.

1 komentar:

  1. mohon petunjuk gimana cara beli dan pelihara budidaya trenggiling dimana bisa belajarnya? menghubungin peternak trenggiling? mohon bantuannya.terima kasih

    BalasHapus