Minggu, 28 Juli 2013

MENINGKATKAN PRODUKSI SARANG WALET DENGAN STYROFOAM

Produksi sarang walet anda tidak meningkat karena invetasi membuat sarang walet lumayan tinggi.  Hal ini bisa diatasi dengan penggunaan styrofoam yang di tempelkan pada dinding rumah walet anda. Peternak walet di Sedayu, Gresik, Jawa Timur menggunakan potongan styrofoam untuk mengatrol produksi sarang membuahkan hasil. Styrofoam (gabus) yang berukuran (7 x 4 x 2) cm dilumuri air cucian sarang, lalu dipasang disirip sebanyak 15-20 buah/meter persegi dalam waktu 5 bulan dapat meningkatkan populasi walet hingga 30%, cukup lumayan bukan?
Dari uji coba yang dilakukan selama 3 tahun, pemasangan styrofoam bisa mendongkrak produksi sarang hingga 30%. Dua puluh persen berasal dari walet lama yang menghuni rumah, sisanya 10% walet tetangga. Awal percobaan agak sulit mendeteksi asal sarng, berasal dari penghuni baru atau walet lama yang berpindah ruang. Namun, kenyataan menunjukkan, setiap kenaikan populasi di satu ruang diiringi penurunan di ruang lain.

1. Populasi Meningkat

Ternyata setiap ruang yang diberi styrofoam rajin disambangi walet. Strrofoam berguna sebagai wadah dan penopang sarang. Menurut seorang praktisi  walet di Jakarta, styrofoam mempermudah walet membuat sarang, terutama pada walet muda yang sedang belajar membuat sarang.

Styrofoam juga membuat walet tetangga tertarik datang. Pada tahun pertama percobaan percobaan, di ruangan 3 m x 3 m dipasang styrofoam sebanyak 15-20 buah/meter persegi. Selain itu dipasang juga potongan kayu berukuran 7 cm x 4 cm x 2 cm. Jaraknya 7 cm dari styrofoam kemudian dipasang secara acak pada sirip.

Hasilnya, tahun pertama muncul 24 sarang kemudian meningkat 33% dibanding sebelumnya yang hanya 8 sarang. Pada tahun ketiga jumlahnya meningkat lagi menjadi 24 sarang setelah 1 kali tetasan. Sementara potongan kayu yang tidak efeektif, hanya beberapa walet yang bersarang disana. Jika tanpa styrofoam, jumlah sarang cenderung menurun 12,5%.

Percobaan lain yang dilakukan diriang 9 m x 3 m mendapati kenaikan jumlah sarang yang signifikan. Tanpa styrofoam dan kayu pada tahun pertama hanya memperoleh 10 sarang. Saat memakai styrofoam dan kayu, jumlah sarang meningkat drastis menjadi 46 sarang setelah lewat 2 kali tetasan.

2. Anakan Tidak Kabur

Selain meningkatkan produksi sarang, styrofoam juga menambah populasi si liur emas. Populasi walet dan sarang meningkat setelah dua kali tetasan. Panen dilakukan 8 bukan setelah tetasan terakhir itu. Pada periode pertama tetasan, anak walet menempati sarang sarang yang dibuat induk sehingga sarang diisi 4 walet diantaranya induk jantan, induk betina, dan 2 anak hasil tetasan.

Agar kelak piyik tidak menggunakan sarang induk sebagai tempat berdiam, kayu dan styrofoam dipasang disekitar sarang induk. Fasilitas itu diberikan karena anak walet seringkali merebut sarang induk yang membuat induk tidak mau lagi bersarang. Hadirnya styrofoam dan kayu membantu walet muda berkreasi membuat sarang.

Untuk itu pasang kayu dan styrofoam di lagur, berjarak 7 cm dari sarang induk. Saat piyik matang kelamin, berumur sekitar 8 bulan ia sudah mampu membuat sarang di styrofoam dan kayu. Namun, jika piyik-piyik itu belum matang kelamin sudah ada sarang didekat sarang induk, itu dipastikan berasal dari penghuni baru atau penghuni lama yang berpindah tempat.

Supaya anakan tidak kabur, panen sarang dilakukan setelah melewati 2 kali tetasan. Bila satu kalli tetasan sarang induk sudah diambil, dikhawatirkan walet muda yang sedang belajar terbang atau mencengkeram tidak bisa mengenali induknya. Karena merasa asing, walet akan mudah kabur sehingga tidak terjadi regenerasi.

3. Rusak

Styrofoam  dapat rusak dan berluubang saat walet berpijak, solusinya dibutuhkan styrofoam yang tebal. Selan tidak cepat sobek, styrofooam mampu menopang sarang

1 komentar: